Adaptasi, Seleksi Alam, dan Perkembangbiakan
Setiap makhluk hidup memerlukan lingkungan yang sesuai untuk dapat melaksanakan fungsi hidupnya. Saat lingkungan tempat hidupnya tidak sesuai lagi, maka alam akan menuntut perubahan pada makhluk hidup agar dapat bertahan hidup.
Jika makhluk hidup tersebut tidak dapat menyesuaikan diri, maka alam akan melakukan seleksi sehingga terjadi kepunahan. Untuk menghindari kepunahan suatu makhluk hidup melakukan suatu tahapan hidup yaitu berkembang biak.
A. Adaptasi Makhluk Hidup
Alam yang senantiasa berubah dan persaingan dengan makhluk hidup mendorong makhluk hidup untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi. Adaptasi dapat dilakukan dengan merubah pola makan, morfologi tubuh, dan beragam perubahan lainnya untuk dapat bertahan hidup.
Adaptasi cangkang kerang |
Adaptasi binatang terhadap musim dingin |
Kelangsungan makhluk hidup dalam lingkungannya sangat tergantung pada kelangsungan perolehan sumber makanan untuk bertahan hidup Kendala alam umumnya berkaitan dengan masalah ketersediaan makanan.
Saat makanan yang biasa dimakan tidak, tersedia beberapa makhluk hidup beradaptasi dengan merubah jenis makanannya. Perubahan jenis makanan biasanya diikuti oleh perubahan pada susunan tubuh makhluk hidup, misalnya perubahan bentuk paruh burung sesuai jenis makanannya.
Adaptasi paruh burung |
Adaptasi yang terjadi dalam waktu lama dan berlangsung terus menerus, pada suatu saat akan menghasilkan keturunan yang berbeda dengan nenek moyangnya. Proses tersebut disebut dengan evolusi. Evolusi pada makluk hidup dapat dibuktikan dengan adanya penemuan fosil.
Fosil adalah sisa makluk hidup dari zaman purba yang membatu dan tertanam dalam lapisan tanah dan batuan. Melalui pengamatan fosil kita akan mengetahui yang pernah ada pada massa lampau, lamanya mereka hidup dan hubungannya dengan makluk hidup yang ada sekarang.
Salah satu contoh fosil makhluk hidup yang ditemukan secara lengkap pada setiap lapisan tanah adalah fosil kuda.
Berdasarkan penemuan fosil kita dapat memperkirakan bahwa awalnya kuda purba berukuran kecil dengan jari-jari kaki sebanyak lima buah, namun lama kelamaan bertambah besar dengan jari kaki kuda depan hanya tiga buah. Tubuh kuda sekarang bertambah besar dan jari kakinya pun hanya satu buah.
Perubahan tersebut terjadi dalam waktu lama dan terjadi tahap demi tahap akibat dari proses adaptasi terhadap lingkungan.
B. Seleksi Alam
Suatu lingkungan dikatakan sesuai jika lingkungan tersebut cukup menyediakan makanan, suhu, air, dan cukup tersedianya komponen biotik lainnya yang dibutuhkan oleh makhluk hidup. Namun alam senantiasa mengalami perubahan.
Saat kemarau melanda sering kali ketersediaan makanan terganggu, sehingga banyak makhluk hidup yang ikut mati. Apalagi terkadang alam mengalami perubahan lingkungan yang sangat drastis seperti bencana alam yang merubah ekosistem.
Pada keadaan seperti ini hanya makhluk hidup yang mampu menyesuaikan dengan perubahan alam yang dapat bertahan hidup. Punahnya suatu makhluk hidup atau bertahannya terhadap perubahan alam dikenal sebagai istilah seleksi alam. Pemikiran ini pertama kali dikemukakan oleh Lamarck.
Berdasarkan penemuan fosil, dulu di Bumi tinggal kelompok makhluk hidup berukuran besar seperti dinosaurus. Namun sekarang dinosaurus telah punah. Hal ini diperkirakan karena terjadinya bencana besar di Bumi.
Bencana tersebut selain membunuh dinosaurus secara langsung juga membuat dinosaurus yang tersisa mati kelaparan. Makhluk yang berukuran besar memerlukan porsi makanan yang besar, sehingga kekurangan ketersediaan makanan di Bumi akan dengan cepat membuatnya punah.
Adapun makhluk hidup yang berukuran kecil seperti serangga dapat bertahan hidup. Selain adanya bencana dan ketersediaan makanan yang menipis. Seleksi alam juga dapat terjadi akibat kepadatan populasi. Beberapa tumbuhan berkembang biak dengan cara menumbuhkan tunas.
Tumbuhnya tunas biasanya di dekat induknya. Hal ini membuat populasi disekitar induk sangat padat. Seperti halnya sang induk tanaman baru memerlukan makanan dengan porsi yang sama, sedangkan unsur hara dan tempat tumbuh bagi populasi tersebut terbatas.
Hal ini akan menimbulkan persaingan dalam memperoleh makanan. Hal ini juga akan menyebabkan tunas yang tidak mampu bersaing tumbuh tidak sewajarnya dan akhirnya mati.
C. Perkembangbiakan
Setiap makhluk hidup tidak ada yang abadi. Ketentuan Tuhan bahwa semua yang hidup akan mati. Sehingga walaupun ketersediaan makanan cukup, tidak ada ancaman terhadap kehidupannya, maka makhluk hidup tetap akan mati.
Untuk itu maka makhluk hidup diberi kemampuan untuk berkembang biak oleh Tuhan untuk menghindari kepunahan. Makhluk hidup dapat memperbanyak diri dengan cara yang beragam. Namun secara garis besar dibedakan menjadi perkembangbiakan secara kawin dan secara tidak kawin.
Perkembangbiakan secara kawin dilakukan dengan melakukan pembuahan sel telur oleh sperma, sehingga diperlukan sepasang makhluk hidup jantan dan betina. Sedangkan pada perkembangbiakan secara tak kawin individu baru berasal dari satu induk dapat berupa pembelahan diri, penumbuhan tunas dan lain-lain.
Tujuan makhluk hidup berkembang biak adalah untuk mempertahankan spesiesnya supaya tidak terjadi kepunahan. Namun jika jumlah spesies yang sama dalam suatu lingkungan terlalu banyak maka akan timbul masalah dengan ketersediaan makanan.
Bila ini terjadi, maka akan tercipta suatu persaingan untuk mempertahankan hidup. Dalam persaingan tersebut, makhluk hidup yang menang dalam persaingan akan lestari, sedangkan yang kalah bersaing akan punah. Kepunahan dapat dihindari dengan mencari tempat lain yang baru untuk hidup. Tempat yang baru belum tentu menyediakan kebutuhan makanan yang sama sehingga makhluk hidup tersebut harus beradaptasi.
Posting Komentar untuk "Adaptasi, Seleksi Alam, dan Perkembangbiakan"