Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Melakukan Penelitian Sosial Secara Sederhana

Setelah seorang peneliti membuat atau mempersiapkan rancangan penelitiannya, maka langkah selanjutnya dalam sebuah kegiatan penelitian sederhana adalah melakukan kegiatan penelitian yang sesungguhnya.

Melakukan Penelitian Sosial Secara Sederhana

Ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam tahap kegiatan lapangan ini, yaitu mengumpulkan data penelitian serta mengolah hasilnya. 

1. Mengumpulkan Data Penelitian 

Agar kita dapat sampai kepada kegiatan mengolah dan menganalisis data hasil penelitian, maka data-data mentah yang masih berserakan di lapangan harus segera dikumpulkan melalui teknik pengumpulan data yang telah dirancang sebelumnya. 

Ada beberapa teknik pengumpulan data yang masing-masing memiliki dasar keunggulan serta kelemahannya sendiri-sendiri. 

Namun terlepas dari adanya kelemahan dan keunggulan dari masing-masing teknik pengumpulan data tersebut, maka memilih teknik pengumpulan data juga harus disesuaikan dengan tipe serta jenis penelitian yang akan dilakukannya. 

Secara umum, pengertian teknik pengumpulan data adalah upaya menjaring data hasil penelitian menggunakan alat-alat (instrumen) penelitian tertentu secara ilmiah, atau dengan kata lain proses pengumpulan data hasil penelitian yang dilakukan menggunakan prosedur yang benar dan ilmiah, sehingga data-data yang berhasil dijaring atau dikumpulkannya itu dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah. 

Dalam penelitian kualitatif, ada beberapa teknik pengumpulan data yang biasa digunakan oleh para peneliti, khususnya di bidang ilmu-ilmu sosial dan budaya, di antaranya yang paling umum dan sering digunakan adalah teknik wawancara (interview), observasi, dan analisis dokumen. 

Teknik pengumpulan data yang semacam itu tentunya disesuaikan dengan jenis-jenis sumber data yang akan dijaringnya. Dalam penelitian kualitatif, sumber data yang paling utama adalah informan (yakni orang yang akan dimintai keterangan/informasi sehubungan dengan kegiatan penelitian tersebut). 

Karena sumber utamanya berupa informan, maka teknik pengumpulan data yang paling utama dalam penelitian kualitatif adalah dengan cara wawancara. 

Sementara sumber-sumber data lainnya seperti tempat dan peristiwa dapat diperoleh melalui teknik pengamatan (observasi), sedangkan sumber atau data-data dokumen seperti arsip dan buku-buku lainnya bersifat mendukung, dan diperoleh melalui teknik analisis dokumen. 

Dalam kaitannya dengan penggunaan sumber-sumber buku serta arsip-arsip tersebut, memang ada satu jenis khusus penelitian yang bersifat diskriptif kualitatif yang menjadikan sumber-sumber tertulis tersebut sebagai sumber data utamanya, seperti misalnya penelitianpenelitian studi pustaka. 

Dalam penelitian-penelitian kualitatif murni, ada beberapa teknik sampling (cara untuk mendapatkan data/sampel), seperti Purposive Sampling dan Snowball Sampling. 

Purposive Sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu, yang diseimbangkan dengan tujuan penelitian, dan karena itu pula teknik tersebut dinamakan sebagai sampling bertujuan. 

Sedangkan Snowball Sampling atau teknik bola salju, yang dimakudkan sebagai teknik pencarian (pemilihan) informan yang semakin lama semakin berkembang (bagaikan bola salju yang semakin menggelinding semakin besar/ berkembang bolanya/informannya), sesuai dengan kebutuhan dan kematangan dalam memperoleh data. Jadi dalam hal ini jumlah informan tidak dibatasi. 

Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa dalam penelitian kualitatif sampel tidak ditentukan secara random (acak), sebab penelitian kualitatif tidak bermaksud untuk membuat suatu generalisasi dari hasil penelitian. 

Selain itu, penelitian kualitatif juga dilakukan hanya pada komunitas sosial yang jumlahnya relatif kecil, sehingga penentuan sampel cukup dilakukan secara purposive, atau bahkan tidak disebut sama sekali sebagai sampel, melainkan hanya disebut sebagai setting atau objek penelitian saja. 

Dalam penelitian kualitatif sampel tidak ditentukan secara random (acak), sebab penelitian kualitatif tidak bermaksud untuk membuat suatu generalisasi dari hasil penelitian. Sementara dalam kaitannya dengan penelitian-penelitian sosial budaya yang bersifat kuantitatif, maka akan lebih banyak lagi persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhinya (oleh para peneliti). 

Misalnya saja, harus ada penjelasan mengenai variabelvariabel yang akan dikumpulkan (ditelitinya), dan sumber-sumber data (dari mana keterangan mengenai variabel tersebut akan didapatkan). 

Demikian juga halnya yang menyangkut teknik pengukuran, instrumen (alat) pengukuran, dan teknik mendapatkan data (umpamanya dengan interview). Sekiranya pengumpulan data memerlukan instrumen tertentu (misalnya saja angket, tes, dan lain-lain), maka instrumen yang akan dipergunakan juga harus diujinya terlebih dahulu sebelum dipergunakan. 

Untuk itulah, maka dalam hal ini haruslah dinyatakan terlebih dahulu secara tersurat, langkah-langkah pengujian yang telah ditempuh beserta hasil-hasilnya. Memang pada pokoknya, instrumen-instrumen penelitian kuantitatif tersebut memang harus teruji kemampuannya seperti tingkat keabsahan (validity/ketepatan) serta tingkat keandalannya (reliability/ keajegannya).

2. Pengolahan (Analisis) Data Hasil Penelitian

Penelitian Sosial Bertipe Kuantitatif 

Selain pengumpulan data, maka dalam suatu penelitian ada salah satu tahap lagi yang cukup penting untuk dikerjakan, yakni tahap analisis data. Pada penelitian sosial yang bertipe kuantitatif, kegiatan analisis data baru dimulai apabila proses pengumpulan data dari lapangan telah selesai dilakukan. 

Pada tahap ini data diolah sedemikian rupa sehingga berhasil disimpulkan kebenaran-kebenaran yang dapat dipakai untuk menjawab persoalan-persoalan yang diajukan dalam penelitian. Untuk itulah, maka pada tahap ini imajinasi serta kreativitas dari seorang peneliti benar-benar diuji. 

Sebagaimana halnya dengan kegiatan pengolahan (analisis) data, di mana antara jenis penelitian satu dan jenis penelitian lain, akan memiliki teknik pengolahan (analisis) data yang berbeda pula. Misalnya saja, dalam penelitian yang bertipe kuantitatif maka teknik-teknik statistik akan lebih banyak digunakan daripada dalam penelitian yang bertipe kualitatif. 

Dalam penelitian kuantitatif, misalnya saja survei, terdapat dua macam analisis data, yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Perbedaan ini tergantung dari sifat data yang dikumpulkan oleh peneliti. 

Apabila data yang berhasil dikumpulkan itu hanya sedikit, bersifat monografi, atau berujud kasus-kasus (sehingga tidak dapat disusun ke dalam suatu struktur klasifikatoris), maka analisisnya menggunakan analisis kualitatif. 

Sedangkan apabila data yang dikumpulkan tersebut berjumlah besar dan mudah diklasifikasikan ke dalam kategori-kategori, maka analisis kuantitatiflah yang harus dikerjakan. Proses analisis kuantitatif dapat dibagi menjadi tiga tahapan yang satu dengan lainnya saling berkaitan. 

Tahap pertama, adalah pendahuluan, atau yang disebut juga Sebagai tahap pengolahan data. Tahap kedua, yang merupakan tahap utama dalam analisis kuantitatif disebut sebagai tahap pengorganisasian data. Sedangkan tahap yang terakhir adalah tahap penemuan hasil. 

Rangkaian kegiatan analisis kuantitatif tersebut dinamakan pula sebagai analisis statistik, sebab pada tahap kedua dan ketiga pada khususnya, sangatlah diperlukan adanya pengetahuan serta pengukuran yang cermat menurut ilmu statistik. 

Mengingat adanya kenyataan yang semacam itu pulalah sehingga analisis kuantitatif disebut juga sebagai analisis statistik. Dalam penelitian kuantitatif terdapat dua macam analisis data, yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. 

Perbedaan kedua analisis data tersebut tergantung dari sifat data yang dikumpulkan oleh peneliti. Menurut Tadjuddin Nur Effendi, terdapat tiga langkah yang perlu dikerjakan dalam pengolahan (analisis) data. 

Pertama, memasukkan data ke dalam kartu atau berkas (file) data. Kedua, membuat tabel frekuensi atau tabel silang (silang dua atau tiga variabel). Ketiga, mengedit yaitu mengoreksi kesalahan-kesalahan yang ditemui setelah membaca tabel frekuensi atau tabel silang. 

Ketiga langkah atau kegiatan tersebut dapat ditempuh baik secara manual maupun melalui komputer. Namun sebelum proses memasukkan data dilakukan, ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan oleh seorang peneliti yaitu kegiatan editing dan koding. 

Editing pada tahap ini imajinasi serta kreativitas dari seorang peneliti benar-benar diuji. Sebagaimana halnya dengan kegiatan pengolahan (analisis) data, di mana antara jenis penelitian satu dan jenis penelitian lain, akan memiliki teknik pengolahan (analisis) data yang berbeda pula. 

Misalnya saja, dalam penelitian yang bertipe kuantitatif maka teknik-teknik statistik akan lebih banyak digunakan daripada dalam penelitian yang bertipe kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, misalnya saja survei, terdapat dua macam analisis data, yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. 

Perbedaan ini tergantung dari sifat data yang dikumpulkan oleh peneliti. Apabila data yang berhasil dikumpulkan itu hanya sedikit, bersifat monografi, atau berujud kasus-kasus (sehingga tidak dapat disusun ke dalam suatu struktur klasifikatoris), maka analisisnya menggunakan analisis kualitatif. 

Sedangkan apabila data yang dikumpulkan tersebut berjumlah besar dan mudah diklasifikasikan ke dalam kategori-kategori, maka analisis kuantitatiflah yang harus dikerjakan. Proses analisis kuantitatif dapat dibagi menjadi tiga tahapan yang satu dengan lainnya saling berkaitan. 

Tahap pertama, adalah pendahuluan, atau yang disebut juga Sebagai tahap pengolahan data. Tahap kedua, yang merupakan tahap utama dalam analisis kuantitatif disebut sebagai tahap pengorganisasian data. Sedangkan tahap yang terakhir adalah tahap penemuan hasil. 

Rangkaian kegiatan analisis kuantitatif tersebut dinamakan pula sebagai analisis statistik, sebab pada tahap kedua dan ketiga pada khususnya, sangatlah diperlukan adanya pengetahuan serta pengukuran yang cermat menurut ilmu statistik. 

Mengingat adanya kenyataan yang semacam itu pulalah sehingga analisis kuantitatif disebut juga sebagai analisis statistik. Dalam penelitian kuantitatif terdapat dua macam analisis data, yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. 

Perbedaan kedua analisis data tersebut tergantung dari sifat data yang dikumpulkan oleh peneliti. Menurut Tadjuddin Nur Effendi, terdapat tiga langkah yang perlu dikerjakan dalam pengolahan (analisis) data. 

Pertama, memasukkan data ke dalam kartu atau berkas (file) data. Kedua, membuat tabel frekuensi atau tabel silang (silang dua atau tiga variabel). Ketiga, mengedit yaitu mengoreksi kesalahan-kesalahan yang ditemui setelah membaca tabel frekuensi atau tabel silang. 

Ketiga langkah atau kegiatan tersebut dapat ditempuh baik secara manual maupun melalui komputer. Namun sebelum proses memasukkan data dilakukan, ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan oleh seorang peneliti yaitu kegiatan editing dan koding. 

Editing adalah penelitian kembali catatan-catatan para pencari data (pewawancara) untuk mengetahui apakah catatan-catatan itu cukup baik dan dapat dipersiapkan guna keperluan proses berikutnya. Editing dilakukan terhadap daftar-daftar pertanyaan yang disusun secara terstruktur dan diisi lewat wawancara formal. 

Lewat cara editing inilah diharapkan akan dapat meningkatkan keandalan (reliabilitas) data yang hendak diolah dan dianalisis. Sedangkan yang dimaksud dengan kegiatan koding adalah usaha untuk mengklasifikasikan jawaban-jawaban para responden menurut macamnya. 

Sedangkan klasifikasi itu sendiri dilakukan dengan jalan menandai masing-masing jawaban dengan kode tertentu (biasanya dalam bentuk angka). 

Setelah kegiatan pengolahan data dilakukan, kegiatan analisis meningkat ke kegiatan pengorganisasian data serta penemuan hasil, di mana di dalamnya akan ada uji-uji statistik tertentu yang dipersyaratkan, sehingga dalam kegiatan ini sangatlah dibutuhkan adanya keahlian, kecakapan serta kreativitas dari masing-masing (para peneliti) untuk mengeluarkan segala kemampuannya, sehingga akan mendapatkan hasil atau kesimpulan penelitian yang benar, objektif, serta dapat dipercaya. 

Penelitian Sosial Bertipe Kualitatif Untuk penelitian sosial yang bertipe kualitatif, karena prosesnya yang bersifat berkesinambungan maka antara kegiatan pengolahan data, pengumpulan data, serta analisisnya dilakukan secara bersamaan selama proses penelitian. 

Oleh karena itulah, maka dalam penelitian kualitatif pengolahan datanya tidak harus dilakukan (menunggu) setelah data terkumpul, atau analisis data baru dapat dilakukan setelah pengolahan data selesai. 

Atau dengan kata lain dapatlah dikatakan bahwa, selama data dikumpulkan peneliti dapat mengolah data serta menganalisisnya secara bersamaan. Demikian juga sebaliknya, pada saat peneliti menganalisis data, mereka dapat kembali lagi ke lapangan guna memperoleh tambahan data yang dianggap perlu serta mengolahnya kembali. 

Jadi pada penelitian kualitatif prosedur penelitian tidak distandardisasi dan bersifat fleksibel. Atau dengan kata lain, yang ada adalah petunjuk yang dipakai, namun bukan aturan. 

Untuk penelitian sosial yang bertipe kualitatif, karena prosesnya yang bersifat berkesinambungan maka antara kegiatan pengolahan data, pengumpulan data, serta analisisnya dilakukan secara bersamaan selama proses penelitian.

Sementara khusus untuk pengolahan data dalam penelitian kualitatif, dilakukan dengan cara mengklasifikasikan atau mengkategorikan data berdasarkan beberapa tema sesuai fokus penelitiannya. Pengolahan data kualitatif ini juga dapat dilakukan dengan menggunakan komputer. 

Selanjutnya bila penelitian (sosial budaya) tersebut dimaksudkan untuk membentuk proposisi atau teori, maka analisis data secara induktif dapat dilakukan melalui beberapa tahap, yakni sebagaimana dilakukan dalam penelitian grounded research, sebagai berikut: 

  1. Membuat definisi umum/sementara tentang gejala yang dipelajari. 
  2. Merumuskan suatu hipotesis untuk menjelaskan gejala tersebut (hal ini dapat didasarkan pada data, penelitian lain, atau pemahaman dari peneliti sendiri). 
  3. Mempelajari suatu kasus untuk melihat kecocokan antara kasus dan hipotesis. 
  4. Jika hipotesis tidak menjelaskan kasus, maka akan dirumuskan kembali hipotesis atau mendefinisikan kembali gejala yang dipelajari. 
  5. Mempelajari kasus-kasus negatif untuk menolak hipotesis. 
  6. Bila ditemui kasus-kasus negatif, akan diformulasikan kembali hipotesis atau mendefinisikan kembali gejala. 
  7. Melanjutkan sampai hipotesis benar-benar diterima dengan cara menguji kasus-kasus yang bervariasi. 

Adanya proses yang bersifat berkesinambungan dalam penelitian kualitatif, sehingga analisis datanya juga dapat bersifat siklus. 

Proses siklus itu meliputi tiga komponen yakni reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan/verifikasi. Ketiga komponen itu dapat dilakukan melalui suatu aktivitas yang berbentuk interaksi antar komponen dan melalui proses pengumpulan data sebagai proses siklus.

Bona Pasogit
Bona Pasogit Content Creator, Video Creator and Writer

Posting Komentar untuk "Melakukan Penelitian Sosial Secara Sederhana"

close