Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Teologi Kontemporer tentang Manusia dan Masa Depannya

Teologi Kontemporer tentang Manusia dan Masa Depannya

Salah satu aspek yang penting dalam membicaraan manusia dan hakikatnya adalah manusia dan pengharapannya. Akhir-akhir ini ada tekanan yang kuat tentang dimensi pengharapan baik dalam pemikiran filosofis maupun dalam teologi. 

Maksudnya adalah hakikat manusia harus dikaitkan dengan pengharapannya. Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang berharap akan masa depan yang lebih baik. Karena itu perlu mencari deskripsi mengenai tekanan ini dalam dua tokoh penting yakni orang ateis seperti Ernst Bloch dan orang beriman seperti Jurgen Moltman. 

Ernst Bloch seorang filsuf ateis berpendapat bahwa manusia hidup dalam suatu dunia yang sedang menjadi, yang belum terjadi. Karena itu, selalu ada kemungkinan baru. Manusia pada dirinya sendiri adalah makhluk dengan bermacam kemungkinan (creature of possibility). 

Ia dapat menciptakan dunia yang lebih baik bagi dirinya dan dia sendiri menjadi keberadaan yang lebih baik tanpa batas (McDonald 1981, 123-124). Teolog ternama Jurgen Moltman dengan Theology of Hope dipengaruhi oleh prinsip pengharapan dari Bloch. 

Teologi-teologi yang lebih awal memandang penggenapan dari pengharapan eskatologis melulu merupakan tindakan dan karunia Allah. 

Moltman justru sebaliknya memberi tempat kepada peranan manusia untuk mewujudkan pengharapan eskatologis tersebut, bukan saja pada dunia di seberang sana, melainkan juga kini dan di sini. 

Artinya, bahwa pengharapan eskatologis tidak hanya menyangkut keselamatan jiwa saja di seberang sana, tetapi juga perdamaian, keadilan, kebebasan dari penindasan harus diusahakan diwujudkan kini dan di sini meskipun penyempurnaannya adalah karya Tuhan. 

Jadi, pengharapan itu menjadi kekuatan penggerak sejarah untuk mewujudkan apa yang diharapkan kini dan di sini atau dalam bahasa Moltman “membawa masa depan yang diharapkan ke masa kini.” Tentu saja pengharapan itu tidak melulu dengan kekuatan dan kehebatan manusia tetapi dalam persekutuan dengan Tuhan. 

Bila tidak, pengharapan Kristen akan menjadi ideologis secara peyoratif (negatif) bagaikan candu bagi mereka yang menderita ketidakadilan. Silakan Anda mengomunikasikan pemikiran Anda terhadap pandangan Ernst Bloch dan Jurgen Moltman.

Kita telah menelusuri, menanya dan menggali dari berbagai sumber khususnya sumber Alkitab dan tradisi teologi Kristen mengenai siapakah manusia dalam pandangan Kristen. 

Singkatnya dapat dikatakan bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang dikaruniai hakikat sebagai makhluk religius yang selalu sadar akan adanya kodrat ilahi. Manusia juga sebagai makhluk sosial yang selalu berorientasi kepada sesama. 

Hal ini seharusnya membuat kita melihat sesama sebagai sesama dalam hubungan antar subjek bukan subjek dengan objek dan bebas dari dominasi. 

Manusia juga adalah makhluk rasional yang berbudaya dan perkembangan kebudayaan sudah mencapai tingkatnya yang sangat canggih, namun rentan dipakai secara salah. Karena itu, harus dipakai secara bertanggungjawab karena memang manusia adalah juga makhluk etis. 

Namun dosa membuat keagungan manusia ternodai, dan membawa dampak rusaknya relasi dengan Tuhan, sesama, diri sendiri serta alam yang tampak dalam berbagai patologi sosial dan alam. 

Kabar baiknya adalah bahwa manusia dimungkinkan hidup dalam relasi yang diperbaharui oleh karena penyelamatan Allah dalam Kristus dan Roh Kudusnya. Sebagai makhluk yang mempunyai pengharapan, pengharapan kepada Allah harus menjadi kekuatan penggerak sejarah untuk mewujudkan apa yang diharapkan kini dan di sini meski diakui tidak akan sempurna karena penyempurnaan adalah karya dan anugerah Tuhan.

Bona Pasogit
Bona Pasogit Content Creator, Video Creator and Writer

Posting Komentar untuk "Teologi Kontemporer tentang Manusia dan Masa Depannya"

close