Teori Pewarisan Sifat
Teori yang menjabarkan bagaimana sifat tertentu tampak dan diturunkan pada generasi berikutnya dipelopori oleh penelitian Mendel. Eksperimen Mendel dilakukan di kebun Pea (Pisum Sativum) atau kacang ercis.
Kacang ercis digunakan karena kacang tersebut memiliki kelebihan untuk bahan eksperimen antara lain, umurnya pendek, mudah disilangkan, melakukan penyerbukan sendiri dan banyak variestasnya. Banyaknya varietas kacang mulai dari berbeda bentuk biji, warna biji, warna bunga, bentuk kulit, warna kulit dan ketinggian menyebabkan penelitian dapat dilakukan dengan teliti.
Varietas kacang ercis |
A. Gen Dominan, Resesif, dan Intermediet
Terkadang persilangan bunga yang berwarna merah dan yang berwarna putih generasi F1 yang berwarna merah ataupun putih, malah warna lain hasil gabungan dari merah dan putih yaitu merah muda. Keadaan seperti itu dikatakan sebagai intermediet.
Gen intermediet |
Intermediet adalah kondisi dimana tidak ada yang dominan satu dari yang lain. Jika tanaman dengan bunga merah dikawinkan dengan tanaman yang berbunga putih, maka akan dihasilkan semuanya bunga merah muda. Karena baik merah maupun putih tidak ada yang dominan satu sama lain.
B. Persilangan monohibrid
Perkawinan dua individu berbeda disebut persilangan. Kawin silang yang hanya memperhatikan satu sifat beda disebut persilangan monohibrid. Misalkan kita mengawinkan kacang ercis berbiji bulat (SS) dengan kacang ercis berbiji kisut (ss).
Maka ketika pohon keduanya dikawinkan akan terjadi persilangan antara genotip SS dengan genotip ss, seperti pada Gambar. Hasil perkawinan menunjukkan generasi F1 memiliki genotip Ss semua.
Generasi F1 monohibrid |
C. Persilangan Dihibrid
Kawin silang antara dua individu dengan mengamati dua sifat yang berbeda disebut persilangan dihibrid. Misalkan kita mengawinkan kacang ercis yang berbiji bulat kuning (SSKK) dengan yang berbiji kisut hijau (sskk).
Bentuk dan warna biji ercis dua beda |
generasi F2 dihibrid |
Posting Komentar untuk "Teori Pewarisan Sifat"