Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Teori Pewarisan Sifat

Teori yang menjabarkan bagaimana sifat tertentu tampak dan diturunkan pada generasi berikutnya dipelopori oleh penelitian Mendel. Eksperimen Mendel dilakukan di kebun Pea (Pisum Sativum) atau kacang ercis. 

Kacang ercis digunakan karena kacang tersebut memiliki kelebihan untuk bahan eksperimen antara lain, umurnya pendek, mudah disilangkan, melakukan penyerbukan sendiri dan banyak variestasnya. Banyaknya varietas kacang mulai dari berbeda bentuk biji, warna biji, warna bunga, bentuk kulit, warna kulit dan ketinggian menyebabkan penelitian dapat dilakukan dengan teliti.

Teori Pewarisan Sifat
Varietas kacang ercis
Eksperimen Mendel menggunakan 28.000 tanaman kacang ercis dan menunjukkan hasil kerja penyilangan monohibrid generasi pertama diperoleh semuanya berbiji halus. Tahun berikutnya ia membiarkan tanaman tersebut untuk kawin dengan sendirinya dan menghasilkan generasi kedua tanpa dilakukan penyilangan. Dari 7.324 biji kacang hasil generasi kedua, diperoleh 5.474 bijih halus dan 1.850 keriting. 

A. Gen Dominan, Resesif, dan Intermediet 

Mendel mempelajari tujuh perlakuan dalam dua bentuk tertentu. Ia mengawinkan antara tanaman dengan ukuran tinggi dan pendek. Semua turunan yang dihasilkan berukuran tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman yang ukurannya tinggi adalah dominan, sementara yang berukuran pendek resesif.

Dominan didefinisikan sebagai sifat yang muncul pada F1 atau filial pertama dari perkawinan silang dua sifat yang berbeda. Dan sebaliknya resesif adalah sifat yang tidak nampak dan muncul hanya ketika sifat dominan tidak ada.

Dalam penulisan genotip biasa digunakan huruf kapital untuk menunjukkan sifat dominan, sedangkan untuk menunjukkan sifat resesip yang berlawanan digunakan huruf kecil. Contoh jika sifat batang tinggi adalah dominan, maka akan dituliskan dalam genotif sebagai TT, maka lawannya yang bersifat resesif yaitu pendek akan dituliskan sebagai tt.

Terkadang persilangan bunga yang berwarna merah dan yang berwarna putih generasi F1 yang berwarna merah ataupun putih, malah warna lain hasil gabungan dari merah dan putih yaitu merah muda. Keadaan seperti itu dikatakan sebagai intermediet. 

Teori Pewarisan Sifat
Gen intermediet

Intermediet adalah kondisi dimana tidak ada yang dominan satu dari yang lain. Jika tanaman dengan bunga merah dikawinkan dengan tanaman yang berbunga putih, maka akan dihasilkan semuanya bunga merah muda. Karena baik merah maupun putih tidak ada yang dominan satu sama lain.

B. Persilangan monohibrid 

Perkawinan dua individu berbeda disebut persilangan. Kawin silang yang hanya memperhatikan satu sifat beda disebut persilangan monohibrid. Misalkan kita mengawinkan kacang ercis berbiji bulat (SS) dengan kacang ercis berbiji kisut (ss).

Maka ketika pohon keduanya dikawinkan akan terjadi persilangan antara genotip SS dengan genotip ss, seperti pada Gambar. Hasil perkawinan menunjukkan generasi F1 memiliki genotip Ss semua.

Teori Pewarisan Sifat
 Generasi F1 monohibrid

C. Persilangan Dihibrid

Kawin silang antara dua individu dengan mengamati dua sifat yang berbeda disebut persilangan dihibrid. Misalkan kita mengawinkan kacang ercis yang berbiji bulat kuning (SSKK) dengan yang berbiji kisut hijau (sskk).

 Bentuk dan warna biji ercis dua beda
Jika SS dan KK adalah sifat yang dominan sedangkan ss dan kk menunjukkan sifat gen resesif, maka biji yang dihasilkan akan berbentuk bulat dan berwarna kuning semua. Generasi F1, SsKk dikawinkan dengan sesama SsKk, maka akan muncul generasi F2 dengan perbandingan fenotip bulat kuning : bulat hijau : kuning kisut : kisut hijau adalah 9 : 3 : 3 : 1
Teori Pewarisan Sifat
 generasi F2 dihibrid
Bona Pasogit
Bona Pasogit Content Creator, Video Creator and Writer

Posting Komentar untuk "Teori Pewarisan Sifat"

close