Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menentukan Komposisi Penduduk

Komposisi penduduk yang akan kita buat tentu harus berdasarkan kriteria yang jelas, jika tidak, data yang ditampilkan akan kehilangan makna. Berdasarkan kriteria yang biasa digunakan untuk menentukan komposisi penduduk itu paling tidak ada tiga macam, yaitu berdasarkan kriteria biologis, geografis, dan kriteria sosialnya. Menentukan Komposisi Penduduk

a. Komposisi penduduk biologis 

Komposisi penduduk biologis adalah pengelompokan penduduk berdasarkan jenis kelamin dan usia. Berdasarkan jenis kelamin berarti melihat penduduk dari jumlah penduduk laki-laki dan perempuan. Sedang berdasarkan usia, berarti mengelompokkan penduduk berdasarkan rentang usia tertentu, misalkan per dua tahun, per lima tahun, dan seterusnya. Sebagai contoh, perhatikan pengelompokan penduduk berdasarkan umur dan jenis kelaminnya berikut ini!

Menentukan Komposisi Penduduk

Makna yang bisa kita ambil dari tabel di atas adalah pengelompokan umur berdasarkan kriteria per empat tahun. Kita ketahui dari masing-masing rentang kelompok umur itu bahwa jumlah penduduk laki-laki dan perempuannya sangat bervariasi. 

Setelah kita mengetahui jumlah angka yang pasti dari masing-masing rentang kelompok umur tadi, kita bisa melihat bahwa kelompok umur 15–19 tahun ternyata jumlah terbesar dari penduduk itu. Dari kelompok usia terbesar jumlahnya itu, ternyata jenis kelamin laki-laki lebih banyak dari kelompok jenis kelamin perempuan. 

Lalu untuk apa kita mengetahui komposisi penduduk dari sisi biologis ini? Makna yang bisa diambil dari komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin dan umur ini adalah: 
  • menentukan jumlah usia tenaga kerja produktif dan tidak produktif; 
  • melihat pertambahan penduduk; 
  • menentukan jumlah angka ketergantungan. 
Usia produktif adalah usia penduduk antara 15 tahun sampai 59 tahun. Disebut produktif karena pada usia ini diperkirakan orang ada pada rentang usia masih bisa bekerja, baik di sektor swasta maupun sebagai Pegawai Negeri Sipil. 

Sedangkan usia tidak produktif adalah usia penduduk yang ada di rentang 60 tahun keatas. Pertimbangannya, bahwa pada usia ini penduduk dipandang sudah tidak produktif lagi bekerja atau tidak diperkenankan lagi bekerja, baik di sektor swasta ataupun sebagai pegawai negeri. 

Angka pertambahan penduduk didapat dari hasil sensus setiap rentang waktu tertentu. Angka yang dipergunakan akan lebih akurat jika datanya lebih dari dua kali hasil penghitungan, dengan maksud sebagai pembanding dari keakurasian data.

Angka ketergantungan atau dependency ratio adalah seberapa besar angka kelompok usia yang tidak produktif dibandingkan kelompok usia yang produktif. Angka ketergantungan dapat memberikan informasi kepada kita berapa besar setiap orang yang sudah bekerja menanggung beban orang yang belum atau tidak bekerja. 

Dengan melihat angka atau indeks dari beban tanggungan ini, kita bisa melihat seberapa besar kemakmuran yang dimiliki oleh suatu negara atau wilayah. Untuk melihat angka ketergantungan ini digunakan rumus sebagai berikut.

Menentukan Komposisi Penduduk

Keterangan: 
Kelompok usia muda : usia 0–14 tahun 
Kelompok usia tua : usia 60 tahun keatas 
Kelompok usia dewasa/produktif : usia antara 15–59 tahun 
DR (Dependency Ratio) : angka ketergantungan 

b. Komposisi penduduk geografis 

Komposisi penduduk geografis artinya susunan penduduk berdasakan area tempat tinggalnya. Perbedaan area tempat tinggal ini bisa dilihat dari garis batas teritorialnya, seperti garis batas desa, kota, kecamatan, kabupaten, provinsi, atau antarnegara.

Karakteristik penduduk antararea itu jelas akan berbeda. Kepadatan penduduk di kota akan berbeda dengan kepadatan di desa. Begitu pun jumlah penduduk antara kabupaten yang satu dengan yang lainnya akan berbeda. 

Itu baru dari tingkat kepadatan, belum dari data demografi lainnya yang jelas akan menampakkan perbedaan-perbedaan yang beragam pula. Akhirnya, variasi dari masing-masing pengelompokan penduduk yang didasarkan pada kriteria tertentu akan terlihat jelas dengan angka yang ditampilkan. 

c. Komposisi penduduk menurut sosial 

Komposisi penduduk dari sisi sosial memiliki karakter yang cukup luas, di antaranya dilihat dari tingkat pendidikan, strata ekonomi, status perkawinan, agama, dan banyak lagi. 

1) Tingkat pendidikan 

Dilihat dari tingkat pendidikan, kita akan dapat membuat pengelompokan penduduk berdasarkan jenjang pendidikan yang dialami oleh setiap penduduk di area tertentu, sehingga nanti akan terbentuk pengelompokan penduduk yang terdiri atas: 

  • tidak sekolah sama sekali, 
  • hanya tamat SD, 
  • tidak tamat SD, 
  • tidak tamat SMP, 
  • lulusan SMP, 
  • tidak tamat SMA, 
  • lulusan SMA, 
  • lulusan perguruan tinggi berdasarkan strata tertentu. 

Di Indonesia, persentase tingkat pendidikan yang dicapai oleh penduduknya adalah sebagai berikut.

Menentukan Komposisi Penduduk

Dari setiap tahapan atau tingkatan kriteria pendidikan dibuat jumlah atau angka persebarannya dalam wilayah-wilayah tertentu. 

2) Strata ekonomi 

Berdasarkan strata ekonomi, kita dapat membuat pengelompokan berdasarkan dua karakteristik, yaitu berdasarkan jenis mata pencaharian dan berdasarkan tingkat pendapatannya. 

a) Jenis mata pencaharian 

Jenis mata pencaharian penduduk yang beraneka ragam dapat kita buat pengelompokannya, sehingga kita dapat mengetahui aktivitas kehidupan penduduk secara keseluruhan. Pengaruh dari mata pencaharian yang mereka miliki adalah tingkat kemakmurannya, semakin bagus jenis mata pencahariannya, maka semakin besar kemungkinan tingkat kemakmuran yang bisa mereka raih. 

Beberapa jenis mata pencaharian penduduk di antaranya dari kelompok pegawai negeri, TNI/Polri, pedagang besar maupun kecil, buruh tani, pemilik pertanian, pengusaha jasa. 

b) Tingkat pendapatan 

Tingkat pendapatan yang diraih adalah cerminan dari jenis mata pencaharian penduduk. Jumlah pendapatan penduduk ini menjadi salah satu indikasi tingkat kemakmuran penduduk. Pendapatan penduduk ini bisa dikelompokkan berdasarkan besaran tertentu sesuai dengan kebutuhan.

Ada salah satu standar yang biasa digunakan untuk menentukan penghasilan suatu negara, yakni dilihat dari penghasilan perorangan atau per kapita. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.

Menentukan Komposisi Penduduk
Keterangan: 
PC = Pendapatan per kapita 
GNP = Gross National Product atau pendapatan nasional kotor 
JP = Jumlah penduduk

Setelah mengetahui tingkat pendapatan dari setiap penduduk suatu negara, maka kemakmuran seluruh penduduk negara itu dapat disimpulkan dan dikelompokkan. 

3) Status perkawinan 

Penduduk dapat dibuat pengelompokannya berdasarkan status perkawinan, yaitu apakah sudah kawin atau belum kawin. Dari angka perkawinan itu bisa diprediksi jumlah kelahiran pada waktu-waktu tertentu. 

Dengan kata lain, semakin tinggi angka kelahiran, maka semakin besar peluang daerah tersebut memiliki jumlah penduduk yang besar. Sehingga pengaruhnya terhadap tingkat penyediaan sarana dan prasarana fasilitas sosial harus dipertimbangkan sesuai dengan tingkat kebutuhan penduduk. 

Fasilitas sosial yang sangat mendesak untuk kebutuhan penduduk di antaranya bangunan sekolah, sarana transportasi, dan area permukiman. Jika ketiga fasilitas sosial tersebut kurang memadai atau bahkan tidak bisa menampung populasi yang ada, maka akibatnya sangat fatal, misalkan akan bertambahnya angka usia putus sekolah, terciptanya permukiman kumuh jika di kota kurang tersedia fasilitas permukiman yang terjangkau oleh kalangan ekonomi bawah, dan sebagainya.

4) Agama 

Penduduk yang pluralistik seperti di Indonesia, sudah barang tentu akan mempunyai ciri pemeluk agama yang beraneka ragam. Dengan melihat jenis agama yang dipeluk dan jumlah angka pemeluknya, maka pengelompokan penduduk akan memberikan kejelasan agama apa yang paling banyak dianut. 

Sehingga pemerintah sebagai koordinator dan pengawas dari praktik kebebasan menjalankan ibadah masing-masing agama akan mengkondisikan suasana yang tertib, aman, dan damai bagi setiap pemeluk agama. 

Selain berfungsi sebagai pencipta stabilitas yang kondusif dalam kehidupan beragama, pihak pemerintah juga berfungsi sebagai penyedia fasilitas keagamaan bagi pemeluk agama mayoritas. Hal ini dilakukan bukan berarti faktor diskriminasi, tetapi besarnya pemakaian terhadap suatu tempat ibadah sehingga sedikit banyak akan menimbulkan beberapa kerusakan fisik bangunan, sehingga dituntut untuk selalu dilakukan perbaikan demi kenyamanan beribadah.

Bona Pasogit
Bona Pasogit Content Creator, Video Creator and Writer

Posting Komentar untuk "Menentukan Komposisi Penduduk"

close