Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Efek Kognitif Media Massa

Efek Kognitif Media MassaKomunikatsi tidak secara langsung menimbulkan perilaku tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara kita berperilaku. Citra adalah peta Anda tentang dunia, tanpa citra Anda akan selalu berada dalam suasana yang tidak pasti. 

Citra adalah gambaran tentang realitas dan tidak harus sesuai dengan realitas. Dengan perkataan lain, citra adalah sebuah cerita tentang suatu koloni yang dihuni orang Prancis Jerman berubah bagi orang Prancis, mereka musuh orang Prancis. Namun, demikian, harus diakui bahwa kenyataanya mereka pernah bersahabat selama enam minggu.


Citra terbentuk berdasar informasi yang diterima, media massa bekerja untuk menyampaikan informasi. Bagi khalayak, informasi itu dapat membentuk, mempertahankan atau meredefinisi citra. Jadi pembahasan mengenai efek kognitif komunikasi massa akan dimulai pada pembentukan dan perubahan citra.

Media massa adalah perpanjangan alat indera kita, dengan media massa kita memerpoleh informasi tentang benda orang, atau tempat yang tidak kita alami secara langsung. Realitas yang ditampilkan media massa adalah relaitas yang terseleksi atau realitas tangan kedua, sedang kita cenderung memperoleh informasi yang semata-mata berdasarkan laporan informasi dari media massa.

Pada akhirnya, kita membentuk citra tentang linkungan sosial kita berdasarkan realitas kedua yang ditampilkan media massa. Namun demikian, media massa juga mampu memebrikan pengaruh yang mempertahankan citra yang sudah dimiliki khalayaknya. Hal-hal tersebut menjelaskan bagaimana kemampuan media massa untuk mempengaruhi apa yang dianggap penting oleh masyarakat yang disebut agenda setting.

Media massa mempengaruhi khalayak tentang apa yang dianggap penting, media massa tidak menentukan "what to think" tetapi mempengaruhi "what to think about". Dengan memilih berita tertentu dan mengabaikan yang lain, dengan menonjolkan satu persoalan dan mengesampingkan yang lain, media massa sudah membentuk citra atau gambaran dunia seperti yang disajikannya.

Teori agenda setting dimulai dengan asumsi bahwa media massa menyaring berita, artikel, atau tulisan yang akan disebarkan. Karena pembaca, pemirsa, dan pendengar memperoleh kebanyakan informasi melalui media massa, maka agenda media tentu berhubungan dengan agenda masyarakat.

Agenda masyarakat diketahui dengna menanyakan kepada para anggota masyarakat apa yang mereka pikirkan, apa yang mereka bicarakan dengan orang lain, atau apa yang mereka anggap sebagai masalah yang menarik perhatian masyarakat (communit salience).

Apabila media massa terbukti sanggup membentuk citra orang mengenai lingkungan dengan menyampaikan informasi, maka bukan hal yang mustahil pula bahwa media massa tertentu mampu berperan dalam menyampaikan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang baik.

Bila radio, televisi, dan surat kabar menyampaikan informasi atau nilai-nilai yang baik dan berguna bagi masyarakat dan khalayaknya memperoleh menfaat, maka hal ini bisa disebut sebagai efek prososial.

Dari uraitan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa efek radio, surat kabar, televisi, majalah, atau buku-buku telah terbukti mampu menyebarkan informasi dan menanamkan pengertian. Banyak penelitian lapangan maupun historis yang menunjukkan bahwa banyak orang yang memperoleh pengetahuan mendalam tentang bidang yang diminatinya dari berita/informasi media massa, terutama majalah-majalah khusus yang diterbitkan untuk profesi atau kalangan tertentu sudah menjadi sumber informasi atau rujukan dari pembacanya.
Bona Pasogit
Bona Pasogit Content Creator, Video Creator and Writer

Posting Komentar untuk "Efek Kognitif Media Massa"

close