Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Masa Depan Penuh Harapan belajar dari Alkitab

Masa Depan Penuh Harapan belajar dari Alkitab

Yeremia 29:11 "Allah menjamin masa depan penuh harapan bagi umat pilihan-Nya. Hal itu disampaikan oleh Nabi Yeremia dengan mengumandangkan bahwa Allah memberikan rancangan damai sejahtera, bukan kecelakaan. Dengan mengerti kalimat ini, jelas dipahami bahwa Tuhan merancang hal yang baik bagi umat- Nya". 

Meskipun dalam keadaan tertekan dan sengsara, Tuhan memperhatikan umat-Nya yang di pembuangan. Allah mengizinkan hal itu terjadi sebagai bagian dari proses menjadikan mereka bangsa yang setia, dengar-dengaran kepada-Nya, sehingga rancangan dan masa depan penuh harapan itu dinyatakan. 

Masa depan penuh harapan yang dijanjikan Tuhan kepada umat pilihan adalah sebuah keadaan dimana mereka bebas dari tawanan, tidak lagi dikekang atau dijadikan budak oleh bangsa lain, mereka kembali ke tanah airnya, hidup dengan merdeka, dan menikmati berkat Tuhan. 

Dalam kondisi yang demikian ini, maka dapat diperhatikan bahwa peningkatan hidup dimiliki oleh bangsa itu. Selain itu kualitas kehidupan, baik secara jasmani dan rohani pun meningkat. Lebih lanjut kepenuhan berkat dan janjijanji Tuhan pun menjadi semakin nyata dalam keberadaan bangsa pilihan itu. 

Seperti Allah memberikan janji dan jaminan masa depan yang penuh harapan kepada umat pilihan-Nya, hal ini juga pasti terjadi kepada kita umat Tuhan (orang percaya) yang hidup di zaman ini. Bagi kita tentu Tuhan telah memberikan rancangan, janji dan karya penyelamatan-Nya yang telah melepaskan dari perbudakan dosa. 

Dengan demikian kehidupan kita telah dan sedang serta terus mengalami masa depan penuh harapan. Rasul Paulus dapat dijadikan contoh dalam membahas mengenai “manusia baru”. Semula, ia termasuk dalam kelompok orang yang menolak Tuhan Yesus dan para pengikut-Nya. 

Ia selalu mencari para pengikut Yesus untuk dihukum (Lihat Kisah Para Rasul 8:1b-3). Suatu ketika Saulus (nama Paulus sebelum bertobat) menghadap Imam Besar dan meminta surat kuasa untuk dibawa ke Damsyik supaya ia dapat menangkap tiap orang yang menjadi pengikut Yesus untuk dibawa ke Yerusalem supaya dihukum. 

Dalam perjalanan ke Damsyik, ada cahaya memancar dari langit mengelilinginya, kemudian ada suara yang berkata: “Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku?” Saulus pun menyahut: “Siapakah Engkau Tuhan?” 

Suara itu menjawab Saulus: “Akulah Yesus yang kau aniaya itu. Tetapi sekarang, bangunlah dan pergilah ke kota dan Aku akan memberitahukan apa yang harus kau perbuat.” Ketika suara itu hilang, Saulus pun menjadi buta, ia tidak dapat melihat. 

Saulus menuruti perintah itu, ia masuk ke kota Damsyik, ia tidak dapat melihat selama tiga hari. Tuhan memerintahkan Ananias, salah seorang pengikut-Nya untuk pergi menjumpai Saulus. Mulanya Ananias takut karena reputasi buruk Saulus yang menganiaya para pengikut Yesus. 

Namun, Tuhan meyakinkannya untuk pergi menjumpai Saulus. Ananias menjumpai Saulus, menumpangkan tangan ke atas kepalanya serta membaptisnya dalam nama Yesus, seketika itu juga Saulus dapat melihat lagi. 

Saulus dipenuhi oleh Roh Kudus, namanya bukan lagi saulus melainkan Paulus, hatinya berkobar-kobar oleh kuasa Roh dan ia memberitakan tentang Tuhan Yesus tanpa rasa takut. Orang-orang Yahudi yang mengetahui Paulus telah menjadi pengikut Yesus, mereka mencari dan ingin membunuhnya (Kisah Para Rasul 9:1-31). 

Paulus menjadi salah seorang Rasul terkemuka yang memberitakan Injil ke berbagai tempat, ia memberitakan Injil kepada orang-orang non Yahudi, ia dipenuhi oleh kuasa Roh Kudus yang memperbarui hidupnya. Rasul Paulus mengalami “hidup baru” di dalam Yesus Kritus.
Bona Pasogit
Bona Pasogit Content Creator, Video Creator and Writer

Posting Komentar untuk "Masa Depan Penuh Harapan belajar dari Alkitab"

close