Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sikap Tepat dalam Menyikapi Globalisasi

Sejak sekolah dasar, kamu sudah mengetahui bahwa letak Indonesia sangat strategis, yaitu di antara dua samudra dan dua benua. Maksudnya, Samudra Hindia dan Pasifik, serta Benua Australia dan Asia. Karena letak tersebut, berbagai pengaruh dengan mudah masuk ke Indonesia. 

Pengaruh Hindu, Buddha, Islam, Kristen, dan budaya Barat datang silih berganti. Letak yang strategis ini pula yang menyebabkan Indonesia pernah berjaya pada masa perdagangan dan pelayaran kuno sekitar abad XV. Sekarang kita memasuki abad XXI. 

Sikap Tepat dalam Menyikapi Globalisasi

Perubahan-perubahan besar terjadi tanpa kita sadari. Perubahan itu terkait dengan suatu proses yang disebut dengan globalisasi. Dalam globalisasi, terjadi perubahan yang begitu besar, dahsyat, dan mengglobal. 

Tentunya, Indonesia sangat sulit untuk menghindarkan diri dari perubahan tersebut, dan bahkan arus globalisasi telah banyak mengubah masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Situasi dan kondisi ini ditakutkan akan mengancam jati diri bangsa. 

Tidak selamanya pengaruh globalisasi baik dalam kehidupan suatu negara. Oleh karena itu, kita sebagai generasi bangsa yang peduli dengan kondisi dan kehidupan negara, berupaya untuk mencari gagasan tepat untuk mengatasi memudarnya jati diri bangsa. Solusi inilah yang akan kita kaji dalam materi ini.

1. Akibat Memudarnya Jati Diri Bangsa

Sebagaimana dijelaskan di depan bahwa proses globalisasi merupakan suatu proses kebebasan antarnegara. Hubungan negara satu dengan negara lain seolah-olah tanpa ada batasan yang tegas. Suatu negara bebas keluar masuk di negara lain. 

Oleh karenanya, pengaruh-pengaruh negara lain diserap dan diterima di suatu negara dengan mudah. Sebagaimana Indonesia menyerap budaya, paham, dan gaya hidup dari negara lain. Tanpa adanya penyaring yang kuat pengaruh-pengaruh tersebut justru akan mengancam kepribadian bangsa yang pada akhirnya menghambat terjadinya integrasi. 

Situasi dan kondisi inilah yang dialami bangsa Indonesia saat ini. Meminjam istilah Asmah Soetrisno, bangsa Indonesia saat ini sedang terjangkit virus merosotnya semangat kebangsaan, yaitu penyakit governments less (erosi wibawa pemerintah). 

Kamu dapat melihat tanda-tanda penyakit itu di berbagai tempat. Misalnya, adanya rakyat yang berdemonstrasi untuk menolak kebijakan pemerintah. Tindakan itu menunjukkan bahwa keberadaan hukum sebagai pranata telah diabaikan. 

Menurut Prof. Dr. Lobby Loeqman, situasi government less terjadi karena hancurnya ikatan kebangsaan di masyarakat Indonesia. Masih banyak lagi yang sedang dialami bangsa Indonesia. Salah satunya rakyat Indonesia mengalami nation less (tidak punya semangat kebangsaan). 

Di antara mereka merasa seolah-olah bukan warga satu bangsa. Dengan begitu, rasa nasionalisme bangsa Indonesia telah memudar.

Situasi bangsa Indonesia yang government less dan nation less itu disebabkan oleh beberapa hal. Salah satunya adalah masuknya pengaruh asing sebagai akibat globalisasi. Interaksi masyarakat dunia yang sudah mengglobal mengaburkan batas-batas antarnegara. 

Padahal, interaksi tersebut bukan tidak mungkin dapat berdampak pada eksistensi jati diri bangsa Indonesia. Di mana hal tersebut sudah dirasakan bangsa Indonesia yang sekarang ini sedang melemah paham nasionalismenya, bahkan terancam masalah disintegrasi bangsa. Tentunya, hal itu membahayakan kelangsungan hidup negara Indonesia.

2. Solusi untuk Mengatasi Pudarnya Jati Diri Bangsa

Di era globalisasi seperti saat ini, memudarnya jati diri bangsa tidak dapat dihindarkan. Lamban namun pasti proses globalisasi membawa perubahan yang besar dalam diri sebuah masyarakat. Keinginan bergerak maju dan penghidupan yang lebih baik mendorong proses globalisasi bergerak cepat. 

Cepatnya laju globalisasi, cepat pula memudarnya jati diri bangsa, apabila pengaruh globalisasi diterima begitu saja tanpa adanya filter yang kuat. Oleh karena itu, perlu adanya penyaring dan sikap yang tegas dalam menghadapi dampak globalisasi. 

Di bawah ini akan dikemukakan beberapa gagasan, yang mungkin dapat mengatasi memudarnya jati diri bangsa Indonesia. 

a. Meningkatkan Pemahaman tentang Bhinneka Tunggal Ika 

Kalimat Bhinneka Tunggal Ika terdapat dalam lambang negara Indonesia, yaitu burung Garuda. Secara umum kalimat itu diartikan dengan berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Maksudnya, Indonesia memang terdiri atas berbagai suku, agama, dan ras yang berbeda tetapi perbedaan itu dapat disatukan di dalam negara Indonesia. 

Kalau rasa kebinekaan itu dapat terus dipertahankan atau bahkan ditingkatkan, tentunya rasa kebangsaan (nasional isme) dapat juga terus dijaga. Nah, kamu sebagai pelajar, harus bisa meyakinkan dirimu bahwa kebinekaan (perbedaan) yang terdapat di Indonesia adalah salah satu ciri atau jati diri bangsa Indonesia yang harus tetap dilestarikan.

b. Menggunakan Pancasila sebagai Filter Budaya Asing dan Kemajuan Iptek 

Pancasila adalah dasar negara Indonesia dan sekaligus merupakan pandangan hidup bangsa. Di dalam sila-sila Pancasila terdapat kristalisasi nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia yang sudah berurat akar. 

Bagi bangsa Indonesia, nilai-nilai itu merupakan jati diri bangsa yang menjadi cita-cita moral yang perlu diwujudkan. Dengan adanya tantangan globalisasi yang semakin menggila ini, Pancasila dapat dimanfaatkan sebagai filter atau penyaring berbagai pengaruh yang ditimbulkan oleh globalisasi. 

Tentunya, kita harus bersikap bijaksana dan mau membuka diri terhadap globalisasi dan kemajuan iptek. Namun, diperlukan juga sikap waspada terhadap pengaruh yang ditimbulkannya. Apakah pengaruh itu sesuai dengan Pancasila atau tidak? Kalau sesuai, dapat diambil dan sebaliknya kalau tidak sesuai dapat ditolak. 

Dengan begitu, kita dapat mencontoh atau meniru pengaruh baiknya dan tentunya dapat menghindarkan diri dari pengaruh buruk yang ditimbulkannya. Dalam hal itu, Pancasila dapat dijadikan ukuran atau filter dalam penerimaan dan penolakan pengaruh globalisasi yang dapat memudarkan jati diri bangsa Indonesia. 

c. Menunjukkan Prestasi Putra Putri Bangsa Indonesia 

Lihatlah gambar di samping. Dia adalah Yoshua Michael Maranatha, wakil Indonesia dalam The 2nd International Junior Science Olympiade (IJSO) yang diselenggarakan pada tanggal 4– 12 Desember 2005 di Kota Yogyakarta. 

Dalam ajang prestasi itu, tidak tanggung-tanggung dia mengantongi dua gelar sekaligus, yaitu sebagai Absolute Winner dan The Best Theory. Tidak hanya Yoshua. Masih banyak lagi putra putri Indonesia yang berprestasi, baik itu di bidang ilmu pengetahuan, olahraga, seni, ataupun bidang-bidang yang lain. 

Misalnya, Taufik Hidayat di bidang bulu tangkis yang pada tanggal 22 Agustus 2005 berhasil menjuarai turnamen piala dunia yang diselenggarakan di Anaheim, Amerika Serikat. Kamu pun dapat menunjukkan prestasimu di bidang yang kamu minati. 

Nah, dengan menggambarkan dan menunjukkan berbagai prestasi putra putri bangsa Indonesia, tentunya akan dapat menimbulkan suatu kebanggaan tersendiri. Ternyata, prestasi putra putri Indonesia diakui oleh internasional. 

d. Menggambarkan Tantangan-Tantangan Global yang Harus Dihadapi Bangsa Indonesia 

Globalisasi yang sedang melanda dunia ini tentunya menimbulkan berbagai dampak. Dampak-dampak itu merupakan masalah atau tantangan tersendiri yang harus dihadapi oleh bangsa Indonesia. Dengan mengetahui tantangan-tantangan itu dan menggambarkan bagaimana bentuk-bentuknya, maka kita akan lebih mudah untuk menghadapi dan mencari cara untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut. 

e. Memotivasi Bangsa Indonesia untuk Bersikap Kritis terhadap Perubahan 

Perubahan belum tentu buruk. Nah, kamu harus dapat memilah mana perubahan yang baik dan mana yang buruk. Setelah itu, kamu juga harus pandai-pandai menyikapi perubahan-perubahan tersebut. Dengan sikap kritis dan bijak, kamu dapat mengambil keuntungan dari sikap perubahan-perubahan yang ada tanpa terjerumus atau terpengaruh oleh dampak negatif yang ditimbulkannya.
Bona Pasogit
Bona Pasogit Content Creator, Video Creator and Writer

Posting Komentar untuk "Sikap Tepat dalam Menyikapi Globalisasi"

close