Alat yang digunakan untuk memperoleh citra foto adalah
kamera. Bagan sebuah kamera sederhana dapat dilihat berikut
ini.
|
Bagan sebuah kamera sederhana |
Jenis kamera dalam pengindraan jauh fotografik antara lain:
- kamera kerangka untuk pemetaan,
- kamera kerangka untuk keperluan tinjau,
- kamera panoramik, dan
- kamera multispektral.
Kamera kerangka (frame camera) adalah kamera yang
perekaman tiap lembar foto dilakukan secara serentak dan
bukan bagian demi bagian. Pemindahan filmnya adalah kerangka
demi kerangka. Kamera kerangka untuk pemetaan disebut juga kamera
metrik atau kamera kartografik yang lebih menekankan pada
kecermatan informasi metrik.
Kamera kerangka untuk keperluan tinjau dirancang untuk
menyajikan gambaran objek dengan resolusi spasial yang
tinggi.
Kamera panoramik adalah kamera yang mengindra pada
bidang pandang yang relatif sempit melalui suatu celah
yang sempit.
Daerah yang diindra, diliputi dengan rotasi lensa
kamera.
Jika dibandingkan dengan kamera kerangka, kamera
panoramik mengalokasikan citra daerah yang lebih luas, tetapi tidak memiliki ketelitian yang tinggi seperti citra kamera
kerangka.
Kamera strip bekerja tanpa penutup lensa (shutter).
Pada saat
pemotretan, sinar masuk ke kamera melalui celah sempit yang
dibuat melintang terhadap arah jalur penerbangan. Film digerakkan
dengan kecepatan seimbang terhadap gerak relatif antara objek
dan pesawat terbang.
Kamera multispektral berupa kamera yang diarahkan ke satu
titik fokus (multikamera) atau satu kamera dengan beberapa lensa
(kamera multilensa). Pada setiap pemotretan dapat dihasilkan 3
hingga 12 foto.
Pada dasarnya, kamera terdiri dari tiga bagian, yaitu kelompok
kerucut lensa, tubuh kamera, dan magasen.
Di dalam kerucut
lensa terdapat lensa, filter, diafragma, dan penutup lensa. Pada
tubuh kamera terdapat mekanisme penggerak film, perataan film
pada saat pemotretan, dan penggerak penutup lensa. Pada
magasen terdapat gulungan film dan penarik film.
Bagian yang lain dari pemotretan adalah film. Film dapat dibagi
atas film ultraviolet, film ortokromatik, film pankromatik, dan film
inframerah.
Bagian penting lainnya adalah filter, yaitu pengatur sinar yang
masuk ke kamera.
Jenis filter ini di antaranya berupa filter penyerap,
filter penahan gelombang pendek, filter penerus saluran sempit,
filter penyaring gangguan atmosfer, filter anti ketidakseragaman,
dan filter untuk kompensasi warna bagi film berwarna.
Hasil dari pengindraan jauh fotografik berupa foto udara dan
foto satelit. Foto udara pada umumnya dibuat dengan
menggunakan pesawat terbang sebagai wahananya, atau balon
yang dapat mencapai ketinggian hingga 35 km (balon stratosfer).
Foto satelit dibuat dengan menggunakan satelit sebagai
wahananya.
Landsat, SPOT-1, dan ERS-1 merupakan satelit yang cukup
handal, yang didesain sebagai satelit yang multifungsi. Khususnya
ERS-1, membawa lima sensor yang cukup canggih. Sensor yang
dimaksud adalah sebagai berikut.
1. Active Microwave Instrument (AMI)
AMI mampu menghasilkan citra (gambar rekaman suatu
objek) dataran dan lautan, dapat pula menentukan arah
gelombang samudra, serta mengukur arah dan kecepatan
angin.
2. Radar Altimeter (RA)
Jenis sensor ini mampu mengukur tinggi muka laut, tinggi
gelombang, dan topografi bawah laut. Radar adalah Radio
Detection and Ranging.
3. Along Track Scanning Radiometer and Microwave
Sounder (ATRS)
ATRS merupakan gabungan antara sensor inframerah dan
gelombang mikro yang fungsinya untuk mengukur temperatur
permukaan laut, mengukur temperatur tebal tutupan awan,
serta mengukur kelembapan awan.
4. Precise Range and Range-Rate Equipment (PRARE)
PRARE dapat menentukan posisi satelit paling tepat terhadap
lokasi stasiun di muka bumi.
5. Laser Retro-Reflector (LRR)
LRR digunakan untuk menentukan posisi satelit yang tepat
beserta orbitnya dengan lokasi di bumi melalui stasiun-stasiun
laser.
Kemudian, yang dimaksud dengan objek dalam
pengertian pengindraan jauh di atas ialah dapat
berupa permukaan bumi, dirgantara, antariksa.
Pengindraannya dilakukan dari jarak jauh. Dengan
demikian, disebutlah sistem pengindraan itu sebagai
pengindraan jauh.
Karena sensor yang dipasang jauh dari objek
yang akan diindra, maka diperlukan tenaga yang
dipancarkan atau dipantulkan oleh objek itu. Antara
tenaga dan objek terjadi interaksi. Tapi, objek
mempunyai karakter yang berbeda dalam interaksinya
itu misalnya:
- air banyak menyerap sinar, dan sedikit memantulkan sinar,
- batuan kapur salju sedikit menyerap sinar, tetapi
banyak memantulkan sinar.
Di bawah ini uraian dari ciri berbagai tipe foto.
1. Ciri Foto Udara Sangat Miring (High Oblique)
- Foto high oblique adalah foto yang memperlihatkan horizon
yang diperoleh dengan kamera yang kedudukan sumbu
optiknya membentuk sudut sampai 20° dengan garis
mendatar. Gambarnya semakin jauh akan semakin kabur,
apalagi jika yang digambarkan daerah rata sehingga horizon
tidak terhalangi.
- Menggambarkan daerah yang sangat luas dibandingkan
dengan tipe mana pun. Daerah yang digambarkannya
berbentuk trapesium, sempit di bagian depan, semakin jauh
semakin lebar.
- Skalanya akan sama sepanjang sebuah garis sejajar dengan
horizon, tetapi akan berkurang jika semakin jauh.
- Pengaruh perspektif, bentuk, ukuran, dan posisi relatif dari
benda-benda pada foto berlainan dengan yang
sesungguhnya. Sebuah lingkaran akan tampak lonjong,
sebuah bujur sangkar tampak seperti trapesium, tetapi gejala
ini teratur sehingga masih mungkin diperhitungkan untuk
kepentingan pemetaan.
- Kalau daerah yang tergambar banyak reliefnya, maka
penyimpangan akan lebih banyak. Misalnya, lereng yang
menghadap kamera digambar lebih luas daripada yang
membelakanginya. Jika kemiringan lereng lebih curam
daripada garis sinar, maka yang membelakangi kamera tidak
terlihat
2. Ciri Foto Udara Low Oblique (Agak Miring)
Foto low oblique adalah foto yang diambil dengan kamera
yang sumbunya miring, tetapi tidak menggambarkan horizon.
Prinsipnya sama dengan pemotretan atau foto high oblique.
Variasinya tergantung ketinggian dan kemiringan kamera
pemotretan.
3. Ciri Foto Udara Tegak
a. Dibuat dengan kamera yang kedudukan sumbunya tegak atau
hampir tegak. Detail yang halus dalam jumlah yang sangat
besar digambarkannya. Semua detail secara lengkap
digambarkan kecuali tebing yang sangat curam.
b. Daerah yang digambarkan berbentuk persegi dan luasnya
berbanding lurus dengan ketinggian terbang atau berbanding
terbalik dengan jarak fokus kamera. Kalau ketinggian dan
kamera yang digunakan sama, maka daerah yang
digambarkan itu selalu lebih kecil daripada yang digambarkan
di atas foto miring.
c. Dapat diambil tunggal, berpasangan, atau serial sepanjang
jalur penerbangan. Pada suatu rangkaian semacam itu
terdapat 60% - overlap untuk memungkinkan dipelajari dengan
stereoskop.
d. Untuk pemotretan udara maka penerangan yang ideal
adalah lurus, tetapi sering ada penyimpangan akibat
pengaruh angin yang arahnya menyilang. Hal ini ada
pengaruhnya terhadap hubungan dengan foto-foto yang
berurutan.
Kalau pesawat terbang diarahkan ke jurusan
yang membentuk sudut dengan arah penerbangan yang
ditetapkan dengan maksud mengurangi pengaruh angin
yang datang dari samping dan agar tidak membuat
perubahan pada arah kamera, maka dihasilkan kondisi
yang dinamakan crab, di mana foto berkedudukan miring
satu sama lain dan juga miring terhadap garis penerbangan.
Selain crab ada yang disebut drift, yaitu jika pada
penerbangan terjadi kegagalan dalam mempertahankan
arah penerbangan akibat adanya angin dari samping.
Sehingga arah terbang sedikit menyimpang.
Penyimpangan (distorsi) pada foto-foto vertikal antara satu
foto dengan foto yang lain disebabkan perbedaan tinggi
penerbangan. Penyimpangan pada sebuah foto disebabkan oleh
pengaruh penyimpangan paralaktis akibat reliet, misalnya
pegunungan, lembah, dan lain-lain.
Posting Komentar untuk "Alat Pengindraan Jauh untuk Memperoleh Citra Foto"