Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Geografi : Gejala Vulkanisme

Vulkanisme adalah peristiwa yang berhubungan dengan naiknya magma dari dalam perut bumi. Magma adalah campuran batu-batuan dalam keadaan cair, liat, serta sangat panas. Aktivitas magma disebabkan oleh tingginya suhu magma dan banyaknya gas yang terkandung di dalamnya. Magma itu dapat berbentuk gas, padat, dan cair.

Gunung api adalah tempat di permukaan bumi yang pernah atau masih mengeluarkan magma. Dilihat dari bentuk dan terjadinya, ada tiga macam gunung api. 

a. Gunung Api Maar 

Bentuknya seperti danau kecil (danau kawah). Terjadinya hanya karena letusan (eksplosi). Bahannya terdiri atas efflata. Contohnya terdapat di lereng Gunung Lamongan Jawa Timur, di Pegunungan Eifel Jerman, dan di dataran tinggi Perancis Tengah.

Gunung api berbentuk maar

b. Gunung Api Kerucut (Strato) 

Bentuknya seperti kerucut, terjadi karena letusan dan lelehan (efusi), secara bergantian. Bahannya berlapis-lapis sehingga disebut lava gunung api strato. Jenis ini yang terbanyak di Indonesia.

Gunung api berbentuk strato

c. Gunung Api Perisai (Tameng) 

Bentuknya seperti perisai, terjadi karena lelehan maupun cairan yang keluar dan membentuk lereng yang sangat landai. Bahan lavanya bersifat cair sekali. Sudut kemiringan lereng antara 1o - 10o. Contoh: Gunung Mauna Loa dan Kilanca di Hawai.

Gunung api berbentu perisai

Kuat atau lemahnya gunung api tergantung dari tekanan gas, kedalaman dapur magma, luasnya sumber/dapur magma, dan sifat magma (cair/ kental). Menurut aktivitasnya, gunung api dapat dibagi menjadi 3 golongan, yaitu sebagai berikut.
  1. Gunung aktif, yaitu gunung api yang masih bekerja yang kawahnya selalu mengeluarkan asap, gempa, dan letusan. Misalnya Gunung Stromboli. 
  2. Gunung mati, gunung api yang sejak tahun 1600 sudah tidak meletus lagi. Misalnya Gunung Patuha, Gunung Sumbing, dan sebagainya. 
  3. Gunung istirahat, ialah gunung api yang sewaktu-waktu meletus dan kemudian istirahat kembali. Misalnya Gunung Ciremai, Gunung Kelud, dan sebagainya.
Gunung api memiliki bagian yang tampak dari luar seperti kaldera, dan bagian yang tidak tampak berada di dalamnya. Bagian-bagian gunung api adalah sebagai berikut.
  1. Kaldera ialah kawah kepundan yang amat besar, luas, dan bertebing curam. Kaldera terjadi pada waktu gunung api meletus dengan hebat dan sebagian dari puncak gunung api itu terbang/gugur ke dalam pipa kawah. Contoh: kaldera Gunung Krakatau 7 km dan kaldera Gunung Tengger 8 km. 
  2. Siil ialah magma yang masuk di antara dua lapisan bahan sedimen dan membeku (intrusi datar). 
  3. Lakolit ialah magma yang masuk di antara batuan sedimen dan menekan ke atas sampai bagian atas cembung dan bagian bawah datar. 
  4. Batolit ialah magma yang menembus lapisan-lapisan batuan dan membeku di tengah jalan.
Struktur kulit bumi yang dapat memunculkan terjadinya pengangkatan dan pembentukan gunung

Bahan-bahan yang dikeluarkan oleh aktifitas gunung api

a. Benda Padat (Efflata) 

Menurut asalnya efflata dibagi dua, yakni efflata allogen dan efflata antogen. Efflata allogen berasal dari batu-batuan sekitar pipa kawah yang ikut terlempar, dan efflata antogen berasal dari magma sendiri atau disebut juga pyroclastic. Menurut ukuran, efflata dibedakan atas: bom (batubatu besar), lapili (batu sebesar kacang/kerikil), pasir, debu, dan batu apung (batu yang penuh dengan pori-pori udara). 

b. Benda Cair 

Benda cair terdiri atas lava, lahar panas, dan lahar dingin. 
  1. Lava, yaitu magma yang telah sampai di luar. 
  2. Lahar panas, berupa lumpur panas mengalir yang terbentuk dari magma bercampur air. 
  3. Lahar dingin, yaitu batu, pasir, dan debu di puncak gunung. Jika hujan lebat maka air hujan itu akan bercampur dengan debu dan pasir yang merupakan bubur kental. Cairan ini mengalir dengan deras ke bawah melalui lereng dan jurang-jurang dan menyapu bersih semua yang dilaluinya. Lahar dingin ini menutup sawahsawah, membendung sungai-sungai dan saluran-saluran sehingga dapat menimbulkan banjir. 

c. Bahan Gas (Ekshalasi) 

Bahan gas terdiri atas solfatara, fumarol, dan mofet. 
  1. Solfatara, yaitu gas (H2S) yang keluar dari lubang. 
  2. Fumarol, yaitu tempat yang mengeluarkan uap air. 
  3. Mofet, yaitu tempat yang mengeluarkan CO2 seperti Pegunungan Dieng. 
Gunung berapi yang sedang meletus akan sangat berbahaya karena mengeluarkan banjir lahar, lava, gelombang pasang, dan awan emulsi. 

a. Banjir Lahar 
Ada 2 macam lahar, yaitu lahar panas, berupa aliran air panas dengan lumpur yang dimuntahkan dari kepundan dan lahar dingin, berupa aliran air dingin dengan lumpur yang terjadi karena hujan lebat setelah gunung api meletus. Lahar dingin terutama merusak tanah pertanian, sebab tanaman bisa tertimbun dan tanah yang subur tertutup pasir. 

b. Banjir Lava 
Lava dengan temperatur tinggi mengalir dari puncak gunung sehingga apa saja yang dilaluinya menjadi hancur.

c. Gelombang Pasang 
Hal ini terjadi apabila gunung api terdapat di dasar laut meletus dahsyat. Contoh: Letusan Gunung Krakatau di Selat Sunda (1830). 

d. Awan Emulsi 
Awan emulsi adalah awan yang panas sekali. Awan emulsi ada yang langsung keluar dari kepundan gunung api atau dari lava yang mengalir. Hal ini berbahaya karena temperatur yang tinggi (± 200oC). Contoh: Letusan Gunung Merapi Jawa Tengah, pada tahun 1930, tahun 1995, dan tahun 2006. Sebelum meletus, gunung akan menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut. 
  1. Terjadi gempa halus. 
  2. Terdengar suara gemuruh dalam tanah. 
  3. Suhu sekitar kawah naik. 
  4. Sumber-sumber air banyak yang kering. 
  5. Binatang-binatang pindah ke daerah yang lebih rendah.
  6. Tumbuh-tumbuhan sekitar kawah menjadi layu. 
  7. Ekshalasi semakin hebat. 
Usaha-usaha untuk mengurangi bahaya letusan gunung berapi, yaitu sebagai berikut. 
  1. Membuat terowongan-terowongan air pada kepundan yang berdanau. Contohnya: Gunung Kelud dan Gunung Merapi. 
  2. Mengadakan pos-pos pengamatan gunung api. 
  3. Mengungsikan penduduk yang bertempat tinggal di lereng-lereng gunung api yang akan meletus. 
Meskipun membahayakan keselamatan makhluk hidup sewaktu meletus, gunung api memiliki banyak manfaat sebagai berikut. 
  1. Menyuburkan tanah, sebab abu yang sudah mengalami pelapukan banyak mengandung garam-garam, makanan yang sangat dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan. 
  2. Menjadi penangkap/mendatangkan hujan. 
  3. Memperluas daerah pertanian karena semburan dan vulkanik. 
  4. Memperbanyak jenis tanaman budi daya (tanaman perkebunan) karena adanya bermacam-macam zona tumbuh-tumbuhan. 
  5. Menyebabkan letak mineral (tambang) dekat dengan permukaan tanah.
  6. Menjadi tempat pariwisata dan sanatorium karena udaranya yang sejuk.
Bona Pasogit
Bona Pasogit Content Creator, Video Creator and Writer

Posting Komentar untuk "Geografi : Gejala Vulkanisme"

close