Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Teori Perilaku Konsumen

Kegiatan suatu perekonomian merupakan gabungan kegiatan setiap orang. Pada materi ini akan membahas perilaku individu sebagai konsumen. Individu sebagai konsumen akan mengonsumsi berbagai macam barang dan jasa untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya. Individu konsumen yang rasional akan melakukan pilihan terhadap barang-barang dan jasa yang dikonsumsi yang dapat memberikan manfaat, kegunaan, dan kepuasan yang paling tinggi. Teori yang menganalisis perilaku individu konsumen ini dinamakan teori perilaku konsumen. Ada dua pendekatan (teori) yang dapat menjelaskan perilaku konsumen, yaitu :

a. Teori Nilai Guna Kardinal (Cardinal Theory) 

Menurut teori ini, kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif. Sedangkan, satuan kegunaan (utility) yaitu util. Keputusan untuk mengonsumsi suatu barang berdasarkan perbandingan antara manfaat yang diperoleh dengan biaya yang harus dikeluarkan. Misalnya, Rudi ingin membeli baju. Harga baju per potong Rp25.000,00. Berapa buah baju yang akan dikonsumsinya? Nah, untuk menjawabnya, Anda harus mengetahui dahulu nilai baju itu bagi Rudi yang diasumsikan setara dengan rupiah. Berikut ini contoh pola konsumsi Rudi.

Teori Perilaku Konsumen
Pola Konsumsi Rudi
Bagi Rudi, baju pertama mempunyai nilai kegunaan jauh lebih besar dibanding biaya yang harus dikeluarkan. Hanya dengan Rp25.000,00 diperoleh kegunaan 50.000 util. Bila dia menambah konsumsi bajunya, maka baju yang kedua memberi tambahan kepuasan (MU) lebih besar dari yang pertama, yaitu 75.000 util, berarti kepuasan total (TU) menjadi 125.000 util. Pada saat ia menambah konsumsi baju menjadi tiga, maka TU menjadi 185.000 util dan MU 60.000 util. Meskipun telah terjadi penurunan MU (hukum pertambahan manfaat yang makin menurun telah terjadi), tetap lebih menguntungkan.

Jika Rudi terus menambah konsumsi bajunya, maka setelah baju kelima penambahan konsumsi tidak menambah TU, bahkan dapat menurunkan TU karena MU sudah <0 (negatif). Untuk lebih jelasnya, pelajari grafik di samping.

Dari grafik di samping terlihat kurva TU pada awalnya menaik tajam, seiring naiknya nilai MU. MU akan mencapai maksimum dan selanjutnya menurun, menyebabkan slope kurva TU makin mendatar. Nilai TU maksimum pada saat nilai MU = 0. Dari grafik itu pula, Rudi akan berhenti mengonsumsi pada baju yang kelima. Apa akibatnya jika Rudi terus menambah membeli baju? Tindakan itu bukan saja tidak menambah TU, bahkan menguranginya. Rudi berhenti mengonsumsi pada saat harga baju (Rp25.000,00) sama dengan nilai utilitas marginal (Rp 25.000,00).

b. Teori Nilai Guna Ordinal (Ordinal Theory) 

Menurut teori ordinal, kegunaan suatu barang dan jasa tidak dapat dihitung. Untuk lebih dapat memahami tentang teori ini, dapat dijelaskan dengan tabel berikut.

Teori Perilaku Konsumen
Nilai Kepuasan dari Makan Bakso dan Makan Satai

Teori Perilaku Konsumen
Kurva indiferensi
Gambar disamping menunjukkan kurva indiferensi dengan 5 titik, yaitu titik A, B, C, D, dan E yang menunjukkan kombinasi konsumsi barang X dan Y. Kombinasi konsumsi barang X dan Y pada garis U1 menunjukkan tingkat kepuasan yang sama. Sedangkan tingkat kepuasan konsumsi seseorang akan barang dapat bertambah. Hal ini ditunjukkan dari kumpulan kurva indiferensi (U1, U2, dan U3). Kurva indiferensi U2 menunjukkan tingkat kepuasan yang lebih tinggi dibandingkan U1 dan kurva indiferensi U3 menunjukkan tingkat kepuasan yang lebih tinggi dibandingkan U1 dan U2. Bagi konsumen kombinasi konsumsi barang X dan Y pada garis U3 lebih disukai konsumen daripada garis U1 dan U2. 
Bona Pasogit
Bona Pasogit Content Creator, Video Creator and Writer

Posting Komentar untuk "Teori Perilaku Konsumen"

close