Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Integrasi dan Disintegrasi

Pengaruh perubahan sosial terhadap kehidupan masyarakat yang bersifat positif berarti akan melahirkan kondisi yang integratif sedangkan yang membawa pengaruh negatif akan menciptakan kondisi hidup yang disintegratif atau disorganisasi. Disintegrasi yaitu memudarnya kesatupaduan dalam organisasi dan solidaritas antara yang kolektif, golongan, dan kelompok dalam suatu masyarakat. Situasi disintegrasi dipengaruhi oleh timbulnya ketidaksepahaman diantara anggota, tidak patuh terhadap norma-norma yang berlaku, tidak berfungsinya sanksi-sanksi, menurunnya kewibawaan tokoh-tokoh masyarakat dan sebagainya.

Bentuk perubahan sosial yang cenderung membawa kondisi disintegrasi yaitu perubahan sosial yang berbentuk revolusi dan perubahan yang pengaruhnya besar serta perubahan yang tidak dikehendaki contohnya antara lain sebagai berikut:

1. Disintegrasi masyarakat karena bentuk perubahan yang berlangsung secara tidak sengaja. Contoh adanya tindak kriminal, kesenjangan sosial, dan pengangguran.

2. Disintegrasi masyarakat karena bentuk perubahan yang pengaruhnya besar, contohnya proses industrialisasi dan akan menimbulkan cultural log (kesenjangan kebudayaan) contohnya teknologi pertanian yang begitu pesat, menurunnya sistem pengolahan lahan pertanian, dan mekanisasi dengan diperkenalkannya pengolahan dengan traktor. Proses industrialisasi juga dapat memunculkan kelompok majikan dan buruh. Bila kedua lapisan tersebut tidak dibina proses interaksinya dengan baik, maka akan muncul disintegrasi. Misalnya, konflik antara majikan dengan buruh yang akan mengganggu jalannya roda perusahaan. Selain itu juga, disintegrasi terjadi dalam kehidupan masyarakat sebagai akibat perubahan sosial, misalnya konsumelisme, individualistis, hedomisme, dan materialistis.

3. Disintegrasi masyarakat karena perubahan sosial budaya secara revolusi. Revolusi merupakan perubahan yang berlangsung secara cepat dan radikal. Melalui revolusi fisik yaitu peperangan yang terjadi pada suatu negara contohnya perang Israel dan Libanon, akan dapat merusak struktur politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

Setelah mengetahui tentang integrasi dan disintegrasi tentu kita ingin mengetahui bagaimana proses perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat yang akan kita pelajari pada bab ini.

1. Proses Perubahan Sosial

Perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat mengalami suatu proses dalam pembentukannya dan menimbulkan dampak atau akibat dalam kehidupan masyarakat yang akan diuraikan berikut ini:

a. Penyesuaian masyarakat terhadap perubahan.

Keserasian masyarakat merupakan suatu keadaan diantara lembaga-lembaga kemasyarakatan yang utama. Setiap individu dalam masyarakat merasa tentram, disebabkan tidak adanya pertentangan dalam masyarakat dapat tercipta dari suatu keadaan yang tidak serasi.

b. Disorganisasi dan reorganisasi.

Organisasi merupakan artikulasi dari bagian-bagian yang merupakan suatu kesatuan fungsional sedangkan disorganisasi adalah suatu keadaan adanya ketidakserasian pada bagian-bagian dari suatu kebulatan.

Integrasi atau disorganisasi dapat dirumuskan sebagai suatu proses adanya norma-norma dari nilai-nilai dalam masyarakat. Sedangkan reorganisasi adalah suatu proses pembentukan normanorma baru agar serasi dengan lembaga kemasyarakatan yang telah mengalami perubahan.

c. Saluran-saluran perubahan sosial budaya

Saluran-saluran perubahan sosial merupakan saluran-saluran yang dilalui oleh suatu proses perubahan. Adapun saluran-saluran tersebut adalah lembaga kemasyarakatan dalam bidang ekonomi, bidang agama, bidang pendidikan, rekreasi, pemerintahan, dan sebagainya.

Dalam kenyataannya lembaga kemasyarakatan yang pada waktu mendapatkan penilaian tertinggi dari masyarakat maka cenderung untuk menjadi saluran utama perubahan sosial. Perubahan lembaga kemasyarakatan tersebut akan membawa akibat pada lembagalembaga kemasyarakatan lainnya. 

Sebab lembaga kemasyarakatan merupakan suatu sistem integrasi. Saluran-saluran berfungsi sebagai alat perkenalan agar suatu perubahan dapat diterima dan diakui serta digunakan oleh masyarakat. Begitu pula halnya dalam bidang pendidikan, tidak diskriminasi antara golongan-golongan. Setiap individu boleh memilih pendidikan berdasarkan yang disukai. Pada akhirnya perubahan ini berpengaruh pada pola perilaku dan nilainilai masyarakat Indonesia.

Menurut Prof. Soejono Soekanto, disintegrasi adalah proses pudarnya norma-norma dan nilai-nilai dalam masyarakat karena adanya perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga masyarakat.

Situasi disintegrasi dipengaruhi oleh timbulnya ketidaksepahaman diantara anggota, tidak patuh terhadap norma-norma yang berlaku, menurunnya kewibawaan tokoh-tokoh masyarakat, dan tidak berfungsinya sanksi-sanksi dan sebagainya.

2. Gejala-gejala Disintegrasi Sosial

Disorganisasi sosial akan mendahului disintegrasi sosial. Adapun gejalanya sebagai berikut:

  1. Ada pertentangan norma-norma dalam masyarakat sehingga menimbulkan kebingungan bagi anggota masyarakat itu sendiri.
  2. Norma-norma masyarakat tidak dapat berfungsi dengan baik sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan masyarakat.
  3. Terjadi interaksi sosial yang ditandai dengan proses sosial yang disasosiatif.
  4. Tidak ada sanksi yang tegas bagi pelanggar.
  5. Tindakan-tindakan masyarakat sudah tidak lagi sesuai dengan normanorma masyarakat.
  6. Tidak ada persepsi atau persamaan pandangan diantara anggota masyarakat mengenai tujuan yang semula dijadikan pegangan atau patokan oleh setiap anggota masyarakat. Proses disintegrasi yang terjadi di masyarakat dapat menimbulkan akibat atau dampak bagi kehidupan di masyarakat.

Setelah mengetahui perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat mengalami suatu proses dalam pembentukan dampak atau akibat dalam kehidupan masyarakat. Bagaimanakah bentuk-bentuk disintegrasi sosial yang terjadi di masyarakat? Akan dipelajari pada bab ini.

3. Bentuk-bentuk Disintegrasi Sosial

a. Pergolakan daerah

Pergolakan daerah adalah suatu gerakan rasial vertikal dan horizontal yang dilakukan serentak di suatu daerah untuk melaksanakan kehendak atau cita-citanya.

Sebab-sebab terjadinya pergolakan daerah:

  1. Tindakan sewenang-wenang dari pemegang kekuasaan.
  2. Perbedaan ideologi antar golongan dalam masyarakat.
  3. Adanya tokoh sebagai pendorong dari timbul pergolakan akibat pergolakan daerah.
  4. Adanya pertentangan-pertentangan sosial yang berkepanjangan dan sulit diatasi.

Akibat pergolakan daerah:

  1. Timbulnya berbagai kelawanan dan gangguan keamanan
  2. Mobilitas dan aktivitas masyarakat terganggu.
  3. Terjadinya perubahan-perubahan yang cenderung negatif terhadap aspek-aspek kehidupan masyarakat.
  4. Merugikan diri sendiri, masyarakat, dan negara baik yang bersifat material maupun non material.

b. Kenakalan remaja

Kenakalan remaja adalah semua perbuatan anak remaja (usia belasan tahun) yang berlawanan dengan ketertiban umum (nilai, norma yang diakui bersama) yang ditujukan pada orang, binatang, dan barang-barang yang dapat menimbulkan bahaya atau kerugian pada pihak lain (Simanjuntak, 1972:40).

Tanda-tanda anak nakal:

  1. Sekolah sering membolos.
  2. Kebut-kebutan, minum-minuman, suka coret-coret tembok.
  3. Berani terhadap orang tua atau guru.
  4. Siswa bandel, kasar, dan sulit diatur.
  5. Memakai dan memasuki jaringan pemakaian dan pengedar obat-obatan terlarang.
  6. Melakukan tindakan penyimpangan seksual yang tidak sesuai dengan nilai-nilai serta norma-norma yang berlaku, misalnya pemerkosaan dan kumpul kebo.
  7. Melakukan tindakan kriminalitas lainnya, misalnya merampok, membunuh, dan mencuri.

Faktor-faktor penyebab terjadinya kenalakan remaja

Faktor yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja secara umum dapat dikelompokkan kedalam dua faktor yaitu sebagai berikut.

a. Faktor intern

  1. Faktor kepribadian.
  2. Faktor kondisi fisik.
  3. Faktor status dan peranannya di masyarakat.

b. Faktor ekstern

  1. Kondisi lingkungan keluarga.
  2. Kontak sosial dari lembaga masyarakat kurang baik atau kurang efektif.
  3. Kondisi geografis atau kondisi alam fisik.
  4. Faktor kesenjangan ekonomi dan disintegrasi politik.
  5. Faktor perubahan sosial yang begitu cepat.

c. Kriminalitas

Kriminalitas adalah suatu tindakan kejahatan yang secara tegas melanggar nilai dan norma yang berlaku di masyarakat, dan selalu membawa kerugian baik fisik maupun psikis, baik bagi dirinya atau orang lain.

Menurut E. H Sutherland, proses-proses sosial yang dapat menyebabkan seseorang menjadi penjahat atau melakukan tindakan kriminalitas yaitu sebagai berikut.

  1. Faktor imitasi.

  2. Kekecewaan yang luar biasa.

  3. Kompensasi.

  4. Identifikasi.

  5. Pelaksanaan peranan sosial.

Contoh-contoh tindakan kriminalitas kejahatan:

  1. Pencurian, perampokan, korupsi, dan pembunuhan.

  2. Penganiayaan, pelanggaran ekonomi, perdagangan gelap, penghianatan negara, penculikan, penggunaan obat terlarang dan penggunaan senjata api secara ilegal


Bona Pasogit
Bona Pasogit Content Creator, Video Creator and Writer

Posting Komentar untuk "Integrasi dan Disintegrasi"

close