Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Fungsi dan Tujuan Settlement Dalam Akuntansi

Dalam rangkaian tahapan transaksi, settlement menempati posisi paling ujung sekaligus menjadi penanda bahwa seluruh proses dinyatakan selesai. Dengan begitu, tidak ada tanggung jawab tersisa yang harus dijalankan oleh pembeli atau penjual.

Bagi kamu yang masih bingung mengenai istilah settlement tersebut. Berikut penjelasan lengkap mulai dari pengertian settlement, fungsi, tujuan hingga contohnya agar lebih mudah dipahami. 




Apa itu Settlement?



Dalam dunia akuntansi biaya, settlement didefinisikan sebagai proses terakhir dari suatu transaksi antara penjual dan pembeli tanpa adanya piutang maupun pemasukan awal sebelum layanan selesai dilakukan.

Dengan kata lain, kondisi tersebut memiliki syarat mutlak yakni pembeli dan penjual sudah menjalankan hak dan kewajibannya masing-masing sehingga tidak ada tanggungan yang harus dipenuhi nantinya.

Selain dalam transaksi barang dan jasa, istilah tersebut juga berlaku untuk perdagangan saham. Transaksi saham dikatakan pada tahap paripurna apabila investor beli sudah menerima sejumlah saham yang dibeli dan investor jual sudah menerima uang senilai saham yang dijual.

Tahap akhir dalam jual-beli tersebut terjadi dalam waktu yang bervariasi karena tergantung pada jenis transaksi, kesanggupan dan kesepakatan.

Apabila pembeli membayar tagihan pada hari A lalu penjual langsung mengirimkan barang dan diterima pada hari yang sama, maka dianggap sudah selesai pada satu hari. Namun, waktu yang lebih lama juga dapat terjadi.

Berbeda dengan bursa saham yang proses akhirnya ditentukan oleh jenis pasar. Pada pasar bursa reguler, tahap akhir dari keseluruhan transaksi umumnya terjadi pada hari ke-3 sejak jual-beli dimulai. Sedangkan pada jenis pasar negosiasi, waktunya didasarkan pada kesepakatan kedua belah pihak.  

Fungsi dan Tujuan Settlement



Sebagai tahap paling akhir dalam suatu proses jual-beli barang/jasa maupun perdagangan bentuk lain, penyelesaian akhir memiliki fungsi dan tujuan yang akan diuraikan dalam poin berikut ini:

1.  Fungsi

Membahas mengenai fungsi, terdapat 3 hal yang menjadi fokus utama yaitu:
  • Fungsi Stabilitas

Stabilitas merujuk pada keseimbangan dan kemantapan dalam hal keuangan. Berkat transaksi yang sudah selesai dilakukan, maka pendapatan yang diterima dari pembeli akan mendukung kestabilan keuangan pihak penjual.

Dengan begitu, penjual baik itu perseorangan maupun perusahaan akan memutar kembali uang tersebut untuk kebutuhan lain sekaligus mampu bertahan dari gangguan ekonomi yang mungkin terjadi.
  • Fungsi Pemenuhan

Bagi pembeli/pengguna jasa, proses transaksi yang sudah selesai menjadikan mereka lebih cepat memenuhi apa yang dibutuhkan. Semakin panjang waktu yang dibutuhkan, maka semakin lama mereka harus menunggu demi kebutuhannya terpenuhi.

Sedangkan bagi pihak penjual/penyedia jasa, fungsi pemenuhan berkaitan dengan terpenuhinya target penjualan barang/jasa pada periode tertentu.

Apabila seluruh proses pembelian belum selesai, tentu tidak ada dana yang masuk dan belum bisa diklaim bahwa transaksi tersebut memiliki andil dalam pemenuhan target.
  • Fungsi Penyelesaian

Terakhir adalah fungsi penyelesaian karena saat penjual dan pembeli sama-sama menunaikan hak serta kewajibannya, maka sudah tidak ada lagi beban yang tertinggal.

2. Tujuan

Adapun tujuan dari settlement dalam ilmu akuntansi meliputi:
  • Mendapatkan barang/produk tertentu yang dibutuhkan dari pihak penjual dengan melunasi sejumlah biaya dan serta memenuhi persyaratan lain
  • Mendapatkan layanan/jasa yang diberikan oleh pihak penyedia dengan membayar penuh sejumlah tagihan dan memenuhi persyaratan yang diberlakukan
  • Menghindari tanggungan utang yang harus pembeli bayar kepada penjual
  • Menghindari beban piutang yang harus penjual tagih kepada pembeli
  • Memperoleh pemasukan dari barang yang terjual atau jasa yang terpakai
  • Mempercepat proses transaksi tanpa masalah
  • Membantu pihak penjual dalam melakukan pembukuan keuangan dengan cepat
  • Meminimalisir risiko dalam sistem pembayaran

Contoh Penyelesaian Akhir Dalam Akuntansi



Dalam akuntansi biaya, catatan mengenai penyelesaian akhir masuk dalam laporan keuangan. Berikut penggambarannya secara sederhana dan ringkas:

Tanggal 9 Februari 2021

Piutang                                 Rp500.000
Penjualan                             Rp2.000.0000
Harga Pokok Penjualan       Rp100.000

Tanggal 23 April 2021

Kas                                       Rp2.500.000
Piutang                                 Rp500.000

Pada contoh tersebut, penyelesaian akhir dilakukan pada bulan April 2021 sebab pihak pembeli masih memiliki utang sejumlah Rp500.000 pada transaksi di bulan Februari 2021.

Pelunasan baru dilakukan 2 bulan setelah transaksi awal sehingga pada saat itu, perusahaan sudah tidak memiliki piutang dan pembeli juga sudah melunasi utang.

Agar lebih jelas, berikut contoh tanda bukti pelunasan piutang sebagai penyelesaian akhir transaksi:



Gambar tersebut menunjukan bahwa perusahaan yang memiliki utang sudah melunasi sisa biaya dan secara sah sudah diterima oleh perusahaan pemberi utang.

Contoh selanjutnya adalah sistem yang diberlakukan oleh BI dengan nama Transfer BI RTGS (Real Time Gross Settlement). Sistem tersebut merupakan jenis pembayaran secara elektronik yang penyelesaiannya dilakukan per transaksi dalam waktu seketika itu juga.

Sistem tersebut dapat digunakan untuk transaksi valuta asing antar bank, transaksi pasar modal, transaksi yang bernilai besar atau bersifat high-priority dan transaksi antar bank khusus nasabah yang membutuhkan layanan urgent.

Penyelesaian akhir dalam sistem pembayaran berlaku apabila antara dua pihak yang terlibat sudah memenuhi tugasnya masing-masing. Apabila masih ada tagihan tersisa atau layanan yang belum diberikan, maka penyelesaian akhir tidak dapat dicatat.
Bona Pasogit
Bona Pasogit Content Creator, Video Creator and Writer

Posting Komentar untuk "Fungsi dan Tujuan Settlement Dalam Akuntansi"

close