Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perbedaan Dropship dan Reseller: Keuntungan dan Kerugiannya

Menjadi seorang dropshipper atau reseller sudah bisa dikatakan suatu profesi masa kini, bahkan ibu-ibu berdasterpun bisa melakukannya.

Zaman modern kini telah banyak membawa perubahan dalam dunia jual beli, termasuk model kegiatan dropshipper dan reseller dalam sebuah sistem jual beli dropshiping yang dilakukan secara online. 

Salah satu keuntungannya proses transaksi jual beli bisa dilakukan jauh lebih cepat dan mudah. Tak ayal banyak orang-orang mungkin termasuk kamu yang ingin menjadi dropshipper atau reseller sebuah produk.

Terdapat dua cara dalam sistem dropshipping, yaitu:

  1. Sistem dropshipping yang berhubungan dengan supplier melalui suatu persetujuan atau dikenal dengan reseller.
  2. Sistem dropshipping yang tidak memiliki persetujuan dengan pihak supplier secara langsung atau dikenal dengan sebutan dropshipper online.

Siapa itu Dropshipper?


Dropshipper adalah agen yang menjual produk atau barang dari supplier dengan tidak memiliki produk suppliernya tersebut. Jadi, seorang dropshipper hanyalah agen yang menjual informasi dari suatu produk.

Jika dalam perusahaan tugas dropshipper ini lebih dikenal dengan istilah salesman yang menjual barang milik perusahaannya kepada end user tanpa perlu memiliki produknya. Bedanya, salesman perusahaan lebih mengetahui product knowledge-nya dibandingkan seoarang dropshipper.


Dropshiping online shop

Perkembangan teknologi informasi yang telah banyak menggeser aktivitas manusia, dari kegiatan offline menuju online, juga berdampak pada sistem jual beli saat ini.

Dropshiping online shop namanya, yaitu suatu kegiatan penjualan produk secara online yang memungkinkan dropshipper menjual barang ke pelanggan dengan bermodalkan foto dari supplier atau toko.

Dropshipper dapat menetapkan harga jual di atas harga supplier. Dari situlah dropshipper mendapatkan keuntungan.

Proses jual belinya tergolong mudah, yaitu:

  1. Dropshipper mempromosikan barang dagangannya;
  2. Setelah ada pelanggan yang tertarik dan melakukan transfer uang ke rekening Dropshipper, Dropshipper membayar sejumlah dana kepada supplier sesuai dengan harga beli Dropshipper yang disertai dengan memberikan data-data pelanggan kepada supplier;
  3. Dengan data yang diterima dari Dropshipper, maka supplier akan mengirimkan barang kepada konsumen, dengan menggunakan nama Dropshipper.

 

 

Perbedaan Dropshipper dan Reseller


Apabila dilihat dari perbedaannya, dropshipper dan reseller sudah cukup jelas. Reseller menjual kembali dengan memiliki produknya. Sedangkan dropshipper menjual produk atau barang tanpa melakukan proses inventori (menyetok barang), ia hanya menyampaikan informasi terkait produk yang akan dijual kepada khalayak umum, terutama netizen di media sosial.


Keuntungan dan Kekurangan Menjadi Dropshipper

Sistem dropship ini kamu meminta seller/ supplier untuk mengirimkan pesanan barang ke pelanggan kamu dengan mencantumkan nama, alamat, No. HP kamu/ toko kamu sebagai pihak pengirim. Tentunya, dengan sistem tersebut terdapat plus dan minusnya.

Berikut ini adalah keuntungan penggunaan sistem dropshipping bagi dropshipper:

  • Menjadi pilihan profesi yang menyediakan produk tanpa harus menyetok barang dagangannya.
  • Kegiatan dropshipping tidak direpotkan dengan pelayanan terhadap konsumen seperti aktivitas packaging dan pengiriman barang, karena semuanya akan dilakukan oleh supplier. 
  • Tidak memerlukan modal besar, cukup bermodalkan mobile phone atau laptop sebagai media promosi melalui media sosial seperti Facebook, WhatsApp, Instagram, dan lainnya.
  • Hemat tenaga dan waktu, cukup memasang foto-foto produk dari supplier ke sosial media. Kamu bisa lebih serius untuk melaukan promosi produk atau barang yang kamu jual, tanpa direpotkan untuk memikirkan proses rantai pasok atau supply chain management (SCM).


Kekurangan menjadi dropshipper :
 

  • Karena produk atau barang yang dijual tidak dimilikinya, seringkali seorang dropshipper tidak memiliki product knowledge yang baik.
  • Kadang timbul rasa tidak semangat dan kurang berkomitmen untuk menjual produknya, karena produk tidak dimiliki dan tidak harus terjual.
  • Jarang sekali dapat melakukan promosi secara langsung, karena tidak memiliki produk fisiknya.

 

Keuntungan dan Kekurangan Reseller


Reseller yang menjual kembali barang atau produk yang sudah dibelinya dari grosir atau distributor kepada end user juga tidka terlepas dari kelebihan dan kekurangan seperti halnya dropshipper.

Berikut ini adalah keuntungan menjadi reseller :

  • Dapat melakukan manajemen inventori audit terhadap ketersediaan produk atau barang yang dijualnya
  • Bisa menentukan harga jual sesuai keinginan
  • Dapat menjual barang secara langsung dengan memperlihatkan produknya ke konsumen
  • Dapat menjual produknya dengan keuntungan yang lebih besar daripada dropshipper, karena mendapatkan harga spesial dari supplier
  • Reseller dapat menjual secara langsung face to face dengan pembeli maupun melalui media online.
  • Lebih giat untuk melakukan promosi, karena barangnya sudah dimiliki dan harus terjual semua.

Sementara itu kekurangan menjadi reseller :

  • Harus memiliki modal yang cukup,
  • Adanya risiko kerugian apabila produk tidak laku/tidak terjual,
  • Kerepotan dengan proses pelayanan terhadap konsumen.

 

Itulah ulasan mengenai perbedaan sistem dropship dan reseller. Para pelaku diharapkan agar tidak hanya sekedar mencari keuntungan akan tetapi juga memperhatikan aturan-aturan dalam malakukan jual beli sehingga sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Pihak penjual dan pembeli merasa puas, dan tidak ada yang merasa dirugikan.

Bona Pasogit
Bona Pasogit Content Creator, Video Creator and Writer

Posting Komentar untuk "Perbedaan Dropship dan Reseller: Keuntungan dan Kerugiannya"

close