Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengenal Lead Time, Stockout, dan Backorder


Tidak sedikit dari kita mungkin bingung dengan beberapa istilah dalam sistem produksi, misalkan lead time, stockout, dan backorder. Berikut ini kami berikan storytelling mengenai ketiga istilah tersebut dalam pengendalian persediaan barang untuk memenuhi proses produksi yang berjalan di sebuah perusahaan X.

Mudah-mudahan ilustrasi ini bisa memberikan gambaran yang utuh tentang apa itu lead time, stockout, dan backorder.

Sistem produksi yang diterapkan oleh perusahaan ditunjukan untuk memenuhi permintaan dari konsumen. Sistem make to order membuat konsumen tidak akan langsung menerima produk yang dipesan, namun terdapat tenggang waktu (lead time) selama beberapa minggu hingga produk selesai diproduksi dan diterima oleh konsumen. Dalam hal ini, pihak marketing akan membuat kesepakatan dengan konsumen mengenai tanggal penerimaan pesanan.

Banyak perusahaan sering mengalami permasalahan stockout pada beberapa jenis bahan baku terutama bahan baku yang harus diimpor. 

Pemesanan bahan baku dilakukan ketika adanya laporan stok dari gudang bahan baku kemudian ditentukan jumlah pemesanan berdasarkan pada intuisi karyawan PPIC (Production Planning and Inventory Control).

Pemesanan yang dilakukan bertujuan untuk mengantisipasi permintaan konsumen yang akan datang sehingga bahan baku dapat tersedia pada saat dibutuhkan untuk proses produksi. Apabila jumlah bahan baku di gudang tidak mencukupi untuk langsung memenuhi kebutuhan konsumen, konsumen harus menunggu lebih lama daripada biasanya karena adanya penambahan waktu menunggu bahan baku untuk tiba di perusahaan atau pabrik lalu baru dapat mulai diproduksi.  

Kondisi di atas disebut sebagai backorder yang disebabkan karena waktu dan jumlah pemesanan bahan baku yang tidak tepat.

Backorder inilah yang membuat perusahaan mengalami ketidaksinkronan antara demand bahan baku dengan supply bahan baku. Selain itu, kondisi ini diperparah dengan adanya demand bahan baku dan lead time setiap pemesanan yang bersifat probabilistik sehingga mengganggu perencanaan produksi. 

Dari ilustrasi di atas mungkin sudah terdapat gambaran mengenai apa itu lead time, stockout, dan backorder. Untuk lebih jelasnya berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing istilah dalam sistem produksi tersebut: 


1. Lead time 

Yaitu jangka waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk menerima barang dari supplier yang dihitung mulai saat permintaan kepada supplier hingga barang tersebut sampai ke perusahaan. 

Lead time biasanya menggunakan satuan hari atau minggu. Lead time digunakan oleh perusahaan sebagai alat untuk memperkirakan berapa lama barang atau bahan baku yang dipesan akan sampai ke gudang raw material.

Oleh karenanya lead time merupakan sesuatu yang harus diketahui oleh departemen PPIC sebelum  membuat rencana produksi.

Dalam perusahaan manufaktur, lead time dimulai ketika departemen purchasing (bagian pembelian) menghubungi pihak supplier untuk meminta bahan baku yang diperlukan untuk produksi.

Lead time akan berakhir pada saat barang pesanan tersebut sampai ke gudang raw material dan telah selesai melalui proses inspeksi yang dilakukan oleh bagian Quality Control raw material (QC bahan baku).

Lead time menjadi salah satu pertimbangan penting bagi perusahaan dalam membuat perencanaan produksi. Apabila departemen PPIC salah dalam menentukan lead time, maka yang terjadi adalah rencana produksi akan mengalami penundaan akibat penerimaan bahan baku yang tidak sesuai dengan prediksi. Sehingga PPIC perlu membuat revisi mengenai perencanaan produksi. 

 2. Stockout

Stockout atau out-of-stock (OSS) adalah keadaan persediaan habis. Stockout bahan baku yang dialami oleh perusahaan bisa terjadi karena pasokan barang atau bahan baku yang tidak seimbang dengan permintaan barang yang diterima oleh supplier. Pembeli yang banyak, tapi persediaan dari supplier yang terbatas. 

Atau persediaan bahan baku yang dimiliki oleh perusahaan terbatas karena proses distribusinya yang terhambat.

3. Back order 

Yaitu perusahaan melakukan permintaan bahan baku, namun bahan baku tersebut stocknya habis di supplier dan tersedia di masa mendatang.
 

Karena produknya belum tersedia, jeda pengiriman barang atau bahan baku ke perusahaan manufakturing tentunya akan lebih lama. Supplier harus berkomitmen untuk mengirimkan pesanan tepat jumlah dan tepat barangnya, sehingga proses produksi yang dijalankan perusahaan akan terpenuhi sesuai dengan jadwal produksi.

Itulah ulasan mengenai apa itu lead time, stockout dan backorder. Perusahaan harus benar-benar memperhatikan pengendalian persediaan barang atau bahan baku guna untuk memperlancar proses produksi, tanpa pemborosan.

Bona Pasogit
Bona Pasogit Content Creator, Video Creator and Writer

Posting Komentar untuk "Mengenal Lead Time, Stockout, dan Backorder"

close